Mengingat masa kecil memang sangat menyenangkan. Meski hidup dalam kondisi perekonomian yang biasa-biasa saja, bahkan nyaris pas-pasan, tapi kebahagiaan selalu saja mendatangi kami. Ini sekaligus membuktikan bahwa kebahagiaan memang bisa hadir pada berbagai tingkat penghasilan. Desa kami, meskipun tergolong daerah minus, tapi kehidupan warganya sangat guyup. Mungkin karena keadaan kami yang serba pas-pasan, dan tidak ada jurang pemisah yang mencolok antara yang kaya dan miskin, membuat rasa solidaritas kami sebagai warga desa cukup menonjol.
Sebagaimana layaknya anak kecil yang lain, tiap hari adalah hari libur. Tiap hari, kami isi kehidupan ini dengan bermain dan terus bermain. Seperti layaknya orang lain, hidup adalah untuk bermain, memainkan perannya masing-masing di panggung semesta ini. Yang ada adalah hidup yang menyenangkan. Tidak ada dendam. Dinakali atau menakali kawan adalah hal yang biasa, besok atau beberapa jam kemudian sudah bermain bersama lagi.
Mencoba menggali puing-puing sejarah masa lalu memang cukup menyenangkan. Di tengah himpitan pekerjaan yang membuat memori otak kian berat kerjanya, tetap saja ada saat-saat diri ini cukup jernih mengingat masa lalu. Terkadang cukup ngeri juga mengingat kejahilan-kejahilan masa kecil. Saat itu, saya hanya menjalaninya seperti apa adanya, biasa saja, tak pernah mengerti apa yang sedang terjadi. Hingga suatu saat ada seorang kawan yang mengatakan saya mempunyai bakat terpendam. Bakat yang karena tidak tahu cara mengelolanya, tidak tahu cara mengasahnya, membuat bakat itu menguap begitu saja.
Seorang kawan yang saya tahu punya mata batin yang cukup jernih ini mengatakan, saya punya kekuatan bawah sadar yang cukup bagus untuk dikembangkan, diasah. Jika mengasahnya benar, bisa membawa diri ini ke puncak kesuksesan dengan gemilang. Untuk mengasahnya, pada tahap awal saya disuruh mengingat-ingat memori kesuksesan yang pernah saya capai dalam bidang apapun.
Pernah saya mencoba menginventarisir hal itu. Saya memulainya dari start terlahir sebagai seorang pemenang. Setiap orang yang hidup saat ini, memang terlahir sebagai seorang pemenang. Satu sel sperma yang berhasil menjadi manusia, adalah pemenang di antara 249 juta sel sperma lain yang berhasil membuahi sebuah sel telur. Itu tidak gampang, selain pesaingnya yang mencapai jutaan, sel sperma itu juga harus berenang-renang secepat dan sekuat tenaga di dalam cairan yang sangat asam. Bila tidak tahan, pasti akan musnah. Dan akhirnya, saya dan juga anda adalah pemenangnya.
Saat masih kecil, secara psikologis saya mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dalam setiap permainan dengan kawan-kawan se kampung, saya sering keluar sebagai pemenangnya. Main gambar, kelereng, layang-layang, dan segudang permainan anak-anak lain. Begitu juga dalam setiap lomba yang digelar di kampung maupun di sekolah, saya selalu menjadi pemenang.
Dalam hal lain, saya juga sering mengalami kejadian-kejadian yang secara nalar sering tidak masuk akal. Pernah nenek saya berkata, jika memotong kuku dan menanamnya di dalam tanah, maka potongan kuku itu akan berubah menjadi uang. Setelah saya coba, saya berhasil membuktikan hal itu hingga berkali-kali. Bahkan hingga nenek saya telah tiada, saya masih juga berhasil melakukan hal itu hingga berkali-kali. Saya juga sering dimintai oleh tetangga untuk mencari barang atau uang yang hilang. Saya tidak tidak tahu bagaimana mekanismenya, setiap dimintai tolong mencarikan barang atau uang yang hilang selalu saja bisa ketemu dengan jumlah yang tetap utuh. Saat itu, saya hanya menjalaninya secara biasa saja. Tiba-tiba saja, sering ada tenaga yang menuntun saya ke arah barang atau uang yang hilang itu.
Ketika menginjak dewasa, ternyata kekuatan ini masih terus saja mengikuti. Saya pernah berpikir bahwa saya mempunyai malaikat pendamping yang sangat baik hati terhadap saya. Malaikat kecil ini, sangat sering menolong saya pada saat saya sedang kesulitan. Cara menolongnya pun tidak pernah saya duga, tiba-tiba saja sesuatu yang menimpa itu hilang begitu saja. Saya juga sering berpikir bahwa saya ini terlahir sebagai manusia yang serba beruntung.
Saya merasakan kekuatan itu semakin bertambah dahsyat saat bersinggungan dengan psiko sibernetik, dan terakhir kali dengan quantum ikhlas. Dua aliran (sebut saja demikian) ini, semakin membuat saya bertambah yakin bahwa manusia memang bisa mencapai apapun yang diinginkan bila terus mengejarnya, bila tahu caranya. Alam bawah sadar adalah alat yang bisa menuntun pencapaian seluruh keinginan itu.
Awalnya saya cukup ragu dengan keyakinan saya tersebut, tapi setelah menekuni dua aliran ini, saya jadi semakin yakin bahwa semua itu sangat mungkin terjadi. Keyakinan itu muncul terutama setelah saya meyakini kalimat: Tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan telah berkehendak, dan tidak ada satu kekuatan pun yang sanggup menghentikan kehendak Tuhan. Dan kini, dua aliran ini sedang saya gunakan untuk mencapai satu tujuan: kehidupan yang bahagia. Kendaraan yang saya gunakan untuk mewujudkan tujuan itu bernama kereta syukur. Selalu mensyukuri atas apapun yang diberikan kepada kita, dalam setiap napas yang kita hirup...
Banjarbaru
Rabu, 2 Desember 2008
hai baru berkunjung nic bos
BalasHapusIya matur nuwun Bos Besar. Gampang kan ngisi komentar di blogger, hehehe... cukup tiga langkah: tulis komentar, klik nama panggilan, lalu publikasikan....
BalasHapusdi wordpress kita harus: nulis komentar, isi nama, email, url, lalu enter (lima langkah bos...)
mas, sekarang kukunya masih bisa jadi uang tidak, kalau masih enak donk...
BalasHapusaslinya dari mana sih mas
BalasHapusmasa kecil memang selalu mengasyikkan, posting yang asyik
BalasHapushehehe... terima kasih mas fauzan, setelah saya coba lagi, ternyata belum bisa tuh... terima kasih udah berkunjung
BalasHapusmas danny terima kasih udah berkunjung lagi, aku liat blognya tambah keren aja tuh...
BalasHapusmas ardy, terima kasih udah mampir, saya asli Rembang Jawa Tengah, sekarang ada di Banjarmasin Kalsel...
BalasHapus