Positif thinking adalah sebuah "ideologi" baru yang kini mulai banyak dikampanyekan masyarakat. Dengan kesadaran penuh untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, kini semakin banyak kalangan yang mengajak orang lain untuk selalu berbuat baik dan berpikiran positif.
AA Gym, Ustadz Mansyur, Ary Ginanjar, Gede Prama, adalah orang-orang yang mencoba mengampanyekan ideologi positif thinking ini. Al Gore dan tokoh-tokoh lingkungan serta pemanasan global, juga merupakan orang-orang yang mengajak orang lain untuk save the world.
Tak dipungkiri, dunia kian tua. Kemunafikan dan kriminalitas menjadi raja. Omong kosong, fitnah, tipu menipu, sikut sikut sesama teman adalah kegiatan yang kian banyak digemari para pengikut iblis. Hampir tidak ada waktu untuk tidak berbuat jahat bagi para pengikut iblis ini. Mereka tidak pernah sadar bahwa setiap kegiatan pasti ada dampaknya. Setiap kemunkaran pasti ada karmanya.
Berpikir positif adalah langkah nyata untuk melawan kerajaan iblis yang kian menggurita jaringannya. Jangankan berbuat jahat, berbuat baikpun banyak dicurigai, dicela atau dicari-cari kesalahannya. Itulah cara iblis menebarkan pesonanya. Melalui kenikmatan. Berpura-pura menjadi pendengar yang baik, iblis mengubah seseorang menjadi pengumpat, menjadi pengiri dengki, menjadi pencela dan penumpah segala sumpah serapah.
Tayangan kriminal di televisi banyak menyedot pemirsa, sinetron cengeng yang merusak mental masyarakat kian banyak iklannya. Berita fitnah, teror psikologis dan segala sumpah serapah bak sampah kian banyak pembacanya. Iklan memaksa para sineas menciptakan sinetron anak-anak kecil, tapi tingkah lakunya sangat keji. Yang keji dibuat keji, yang alim dibuat kalah tak berdaya.
Ringkas cerita, kini sangat susah mencari acara televisi yang edukatif, yang mencerahkan. Tayangan religi diselewengkan menjadi dunia klenik dan perdukunan. Semua menjadi sampah. Membuat dunia semakin panas. Dunia menjadi kian panas saat para cukong kayu dibebaskan. Panas dunia kini berasal dari tiga sumber, dari energi negatif yang dipancarkan jutaan manusia, dari asap racun beragam hasil teknologi yang tak lagi mampu diserap daun dan pohon hijau, dan ancaman sinar ultraviolet yang mematikan.
Jadi jangan heran tsunami menerjang, puting beliung menerbangkan atap rumah, banjir menghanyutkan jutaan orang dan bangunan, lumpur melumat kota Sidoarjo, gempa bumi meluluhlantakkan bangunan buatan manusia, api melenyapkan semua yang ada, dan puluhan amarah dari alam semesta yang kian muak dengan aktivitas maksiat dan kemunafikan manusia.
Tidak itu saja yang membuat alam semesta menjadi murka dan tidak lagi bersahabat dengan manusia. Karena, banyak pemimpin, banyak pemuka agama, banyak guru, dihujat, difitnah dan dicelakai. Celakanya lagi, banyak penjahat dan iblis menebarkan pesonanya agar dipilih menjadi pemimpin. Mereka menjadi penguasa, dan akhirnya menjadi sangat rakus dan korup.
Biksu sheng-yen lu dan pencari kejernihan Gede Prama mengatakan, kata-kata adalah mantra. Kata adalah doa. Setiap kata mempunyai daya magis. Apalagi jika diucapkan dengan penuh kesungguhan hati. Setiap kata, doa, mantra yang diucapkan banyak orang, akan menjadi kenyataan, terkabul.
Maka jangan heran jika dunia menjadi kian panas, karena kata-kata yang keluar dari jutaan mulut manusia saat ini kebanyakan berupa sumpah serapah, caci maki, dan hujatan. Banyak orang tidak sadar kalau mengucapkan sumpah serapah dengan penuh kemarahan dan kesungguhan hati, maka kata yang keluar dari mulut itu telah berubah menjadi mantra yang mustajab.
Pernah ada sebuah penelitian, beberapa orang dikumpulkan dalam sebuah ruangan. Mereka disuruh berteriak sekeras-kerasnya dan sekuat tenaga. Hasilnya, ruangan itu berubah menjadi sangat panas. Itulah realitas yang terjadi di alam semesta saat ini. Lalu, apa jadinya jika dunia ini, setiap hari, setiap menit, setiap detik, hanya diisi oleh kata-kata cacian dan hujatan dari jutaan umat manusia. Pastilah, alam semesta akan menangkap sebuah energi yang sangat panas. Dan itu akan dipantulkan kembali ke alam semesta yang mau tidak mau harus dirasakan oleh manusia sendiri.
Beruntunglah, kini mulai banyak bermunculan kelompok-kelompok pencari kedamaian, kejernihan, kesejukan. Mereka sudah rindu dipeluk alam semesta yang damai, yang menenangkan, yang mendamaikan. Mereka ingin dipeluk oleh ibu pertiwi seperti air sungai yang menemukan kedamaian di pelukan sang samudra biru setelah melalui serangkaian perjalanan nan sangat panjang dan terjal. Samudra, ibu pertiwi yang mendamiakan sekaligus membebaskan.
Kelompok dzikir bersama, doa bersama, pengajian bersama, adalah upaya-upaya mencari ketenangan jiwa. Jika itu diminati jutaan umat manusia, berarti ada jutaan manusia yang menginginkan terciptanya kedamaian, ketenangan jiwa, kesejukan. Ustadz Haryono terbukti menjadi pengantar kesembuhan berbagai jenis penyakit manusia melalui doa dan dzikir bersama. Arifin Ilham dan AA Gym terbukti mampu mengajak jutaan manusia kembali menekuni keyakinan yang mulai goyah. Melalui tangan-tangan inilah, alam semesta menuntun umat manusia menemukan kedamaian. Menemukan kembali jati dirinya yang mulai meninggalkan diri dan jiwanya....
Salam
Banjarbaru, Kalsel
Selasa, 20 November 2007
ayo..wek
BalasHapustulis lagi, tulis lagi
klo bisa setiap hari 1 pa lebih
mesti tak baca wis
6383
weh ternyata pak gebe seneng orek-orek blogku, hehehe. maturnuwun pak gebe. Sukses selalu buat Anda dan keluarga, aamiin...
Hapustulisannya cukup bagus, memberi inspirasi untuk berbuat kebaikan
BalasHapusbuat tulisan lainnya dong mas...
BalasHapus