Datang ke kantor pagi ini terasa agak berat. Hujan deras yang mendera sejak subuh belum juga berhenti hingga menjelang berangkat ke kantor. Demi mengejar jam kantor, terpaksa harus menggunakan jas hujan. Beruntung si Rhei tidak protes. Biasanya, dia paling protes kalau harus dimasukkan ke dalam jas hujan. Mungkin dia mulai tahu kalau berangkat agak siang, abahnya bisa telat ngantor.
Aksi ngebut terpaksa saya lakukan. Beberapa genangan air saya terjang. Akibatnya, celana dan sepatu saya malah jadi korban, basah. Sepanjang perjalanan, terpaksa harus merasakan dinginnya pakaian basah di tengah cuaca Banjarmasin yang juga terasa sangat dingin hari ini.
Tapi, saya masih tetap beruntung karena tahun ini Banjarmasin dan sekitarnya tidak didera oleh kabut asap. Biasanya, bulan Juni hingga November, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru selalu diselimuti kabut asap tebal. Kabut asap ini hasil pembakaran lahan petani. Para petani tradisional di Kecamatan Gambut, Kertak Hanyar dan Landasan Ulin, biasanya membakar rumput liar dan ilalang dan menggantinya menjadi padi dan sayur menjelang musim penghujan tiba.
Tahun lalu, saya sempat diserang batuk selama beberapa bulan, begitu juga dengan istri dan anak saya. Bahkan, Rhei sempat akan saya ungsikan ke rumah neneknya di Jawa karena takut terserang penyakit ispa yang lebih parah. Saat itu, Rhei sempat batuk selama sebulan penuh. Dua orang dokter sempat kami kunjungi untuk meringankan beban batuknya. Kasihan, saat itu badannya sempat kurus dan beratnya turun hingga beberapa kilogram.
Beruntung, tahun ini musim kemarau hanya satu setengah bulan saja. Kabut asap sempat muncul selama beberapa hari, tapi kemudian menghilang akibat diguyur hujan deras. Selama tiga bulan terakhir, hampir tiap hari Banjarmasin diguyur hujan.
Jaket tebal lengkap dengan masker penutup mulut dan hidung serta helm standar yang biasa saya kenakan saat akan berangkat kerja, kini sudah mulai saya tinggalkan. Paling-paling hanya tinggal jaket dan helm standar saja yang masih saya pakai. Maklum, polisi di sini cukup rajin menghentikan pengendara motor yang tidak melengkapi dirinya dengan perlengkapan sesuai aturan.
Sampai di kantor, ternyata pakaian sudah basah kuyup. Beruntung punya simpanan pakaian di lemari kantor sehingga bisa ganti dengan yang lebih hangat. Tidak lupa, kopi hitam cap kapal api panas plus rokok kretek yang selalu menjadi menu pagi hari, sudah tersedia. Kopi pagi ini terasa sangat nikmat dibanding hari biasa. Mungkin karena cuaca dan badan saya yang sedang dingin.
Dalam hati saya bersyukur, beruntung hari ini hujan deras dan cuacanya cukup dingin, sehingga saya bisa menikmati kopi pagi hari dengan sangat nikmat...
Banjarbaru, Kalsel
Selasa, 4 Desember 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar