Kamis, 15 Maret 2012

kalau takut, ya bikin jembatan. (tips pindah kuadran dari tung desem waringin)


Kebanyakan karyawan, termasuk saya dan teman di kantor punya keinginan mempunyai usaha sampingan. Selain untuk menambah penghasilan, juga sebagai jembatan jika suatu saat sudah mantap untuk pindah kuadran seperti yang disarankan Robert Kiyosaki.

Kiyosaki dalam tiap seminar dan tulisannya selalu menyarankan agar karyawan berani potong kompas untuk cepat-cepat beralih kuadran dari kiri ke kanan. Tentu saja dengan beragam argumen atau alasan khusus, disertai suntikan motivasi.

Tapi kebanyakan karyawan, terutama yang sudah berada pada zona nyaman (meskipun sebetulnya tidak benar-benar nyaman) tidak berani potong kompas. Selalu ada keraguan untuk memindah nasib dari kiri ke kanan. Tapi itu bisa dimengerti karena untuk melangkah ke zona baru memang diperlukan keberanian. Diperlukan mental yang kuat untuk menerima kenyataan dari kebiasaan menerima gaji bulanan ke zona ketidakpastian penghasilan.

Untuk menyikapi ketakutan yang sebetulnya tidak benar-benar menakutkan itu bisa diakali dengan menyiapkan diri. Ini sangat diperlukan karena untuk memulai sesuatu di zona baru memang diperlukan kerja keras, baik fisik maupun mental. Jika persiapan itu telah dipegang, tentu saja pindah zona bukan lagi menjadi masalah.

Tung Desem Waringin pun mengakui bahwa keraguan dan kekhawatiran memang wajar dirasakan oleh orang-orang yang baru akan terjun ke dunia bisnis. Mimpi bisa membangun usaha sendiri kerap tertunda karena adanya kekhawatiran itu. Bahkan, bagi yang sudah menyiapkan segalanya, termasuk mempunyai segudang rencana, juga takut untuk melangkahkan kaki pindah zona.

Langkah pertama untuk mulai pindah zona merupakan titik yang paling menentukan. Jika ragu dan takut melangkah, maka tidak akan ada perubahan dalam hidup Anda. Jika langkah pertama telah dimulai, yakinlah ada 1.000 jalan menuju Roma. Jika ingin tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai langkah pertama, bisa membaca tulisan saya sebelumnya, "langkah ketjil."

Untuk mengalahkan ketakutan dan keraguan, diperlukan keinginan dan alasan yang sangat kuat. Ini bisa dilakukan dengan cara berdialog dengan diri sendiri. Tanyakan pada diri Anda sendiri "Jika tetap di sini, masa depan saya seperti apa. Tapi jika melangkah, hasilnya akan seperti apa." Batu sandungan atau hambatan pasti akan selalu ada, termasuk saat Anda masih bercokol di tempat kerja Anda saat ini. Dengan mempersiapkan diri secara matang, bisa meminimalisasi dampak negatif batu sandungan yang bisa saja menimpa, meskipun batu sandungan itu tidak selalu ada.

Nah, jika masih belum punya rencana ke depan, ada baiknya menyimak lima langkah yang harus dipersiapkan jika akan memulai usaha atau pindah zona. Lima langkah ini adalah tips dari Tung Desem Waringin untuk mengawali rencana bisnis.

Pertama, temukan sisi positif lalu fokuslah. Mengapa Anda mau kalah sebelum berperang dengan memikirkan bagaimana kalau gagal? Padahal Anda belum memulai apa-apa. Kekuatan pikiran sangat berpengaruh terhadap tindakan. Maka jangan kaget bila Anda benar-benar gagal jika saat ini Andapunya pikiran gagal. Ubahlah sikap Anda dari "Saya tidak tahu apakah saya bisa" menjadi "Saya bisa memulai bisnis sekarang dan menjadi sukses". Anda bisa mengawalinya dengan hal mendasar seperti survei lokasi, mencari partner, atau menghubungi pemilik waralaba yang Anda incar.

Kedua, mulailah bisnis saat masih bekerja. Bila memang yang Anda takuti adalah hidup kedepan, atasilah dengan memulai bisnis ketika masih bekerja. Kepastian dalam hal keuangan masih Anda miliki apabila bisnis tidak berjalan. Mengurus usaha tentu memerlukan perhatian penuh. Meskipun Anda dibuat repot untuk menyisihkan waktu, percayalah bahwa kerja keras Anda akan berbuah manis nantinya.

Ketiga, lakukan riset. Pelajarilah segmen pasar Anda dengan mengadakan riset pasar. Persiapan ini akan membantu Anda membuat keputusan yang benar dan memberi petunjuk bagaimana harus menjual produk, serta di mana dan siapa yang harus menjualnya. Kekhawatiran Anda akan terhapus dengan visi dan tujuan jelas yang Anda masukkan ke dalam business plan.

Keempat, siapkan "backup plan". Rencana cadangan pasti dimiliki setiap business plan yang baik. Memiliki modal yang cukup tanpa menginvestasikan semua tabungan adalah langkah pertama. Rajinlah menabung dan susun rencana cadangan jika ada hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Pastikan Anda memiliki tabungan yang memadai jika Anda berniat mengundurkan diri dari perusahaan. Sebab bukan hanya usaha yang harus mampu Anda biayai, tetapi juga hidup Anda dan keluarga Anda selanjutnya.

Kelima, lakukan sekarang. Sudah cukup untuk Anda masih terus berpikir dan menunggu. Hanya Anda yang dapat meyakinkan diri untuk membuat keputusan cerdas. Tidak ada alasan untuk Anda masih ragu menjalankan bisnis yang lama Anda idamkan.

Menjadi seorang wirausaha memang dibutuhkan kesiapan mental dalam menghadapi apapun yang terjadi nantinya. Tidak ada orang yang sukses tanpa kegagalan, sebab pelajaran yang baik didapatkan dari segala bentuk kegagalan.

Bagi Anda yang sudah punya ide bisnis, inilah saatnya ide itu dijalankan. Tapi bagi yang belum punya ide, teruslah mencari. Sesungguhnya bisnis bisa dimulai dari rumah kita, bahkan dari kamar tidur atau garasi rumah Anda. Ada banyak usaha besar dan berskala internasional dimulai dari garasi rumah. Tentu saja untuk membentuk usaha besar tidak semudah membalik telapak tangan.

Saya jadi teringat tetangga kost saya saat kuliah di Jogja. Ia punya rumah dengan luas tanah tak lebih dari 200 meter persegi dekat lingkungan kampus UGM. Di situlah sang empunya rumah membentuknya menjadi pusat bisnis yang menjanjikan. Awalnya ia membuka warung kelontong. Selama berjalannya waktu, ia mencoba memenuhi keinginan pasar, dalam hal ini mahasiswa kost di sekitar rumahnya.

Dari sekadar warung kelontong, ia mengembangkannya menjadi wartel, laundry, rumah kost di bagian belakang, dan bisnis lainnya. Satu kamar di bagian depan berukuran 3X4 disewakannya untuk tempat usaha lain. Tak hanya itu, untuk melancarkan usahanya, ia merekrut tetangga dan mahasiswa untuk menjadi karyawannya. Tentu saja gajinya hanya ala kadarnya. Usaha orang ini masih bertahan hingga kini. Dan di kawasan ini selalu terbuka peluang transaksi bisnis lainnya.

Jika dilihat sepintas, usaha ini memang enak. Tapi jelas perjalanan usaha ini memerlukan proses yang sangat panjang. Batu sandungan pasti juga ada, bahkan saya yakin mereka sering menghadapinya. Tapi yakinlah, Tuhan selalu menawarkan 1.000 jalan menuju Roma. Dan jalan ini disediakan hanya untuk orang-orang yang berani mencoba dan melangkahkan kakinya. 


Seperti saat kita baru lahir, tak tahu harus berbuat apa. Tapi Tuhan selalu membimbing kita melalui sang ibu, ayah, kakak, saudara, dan alam semesta. Hal itu terulang lagi saat kita masuk SD, kita tak tahu harus berbuat apa. Tapi Tuhan selalu membimbing kita dengan mengirimkan teman, guru dan orang lain untuk kesuksesan kita. Amin, semoga menginspirasi...


Banjarmasin, 15 Maret 2012

1 komentar: