Senin, 04 Februari 2013

mengatasi sakit kepala tanpa obat

Semua orang pasti pernah mengalami sakit kepala. Entah itu, sakit kepala sebelah (migrain), sakit kepala berat, berkunang-kunang, atau lainnya. Sakit kepala memiliki banyak variasi dan tak bisa diatasi dengan cara yang sama.

Sebelum mencoba mengobati sakit kepala, kenali dulu jenis sakit kepala yang Anda rasakan seperti dilansir Thirdage.

1. Sakit kepala karena ketegangan
Jenis sakit kepala ini yang paling umum dialami. Biasanya rasa sakit berasal dari bagian belakang kepala kemudian bergerak ke depan. Sakit kepala ini biasanya dialami pada bagian leher, kepala bagian belakang, dan kepala. Untuk mengatasinya Anda bisa melakukan perubahan pada gaya hidup atau pola makan, teknik relaksasi, terapi, atau mencoba mengurangi stres dan ketegangan pada bagian kepala.

2. Sakit kepala campuran
Sakit kepala ini meliputi migrain dan sakit kepala akibat ketegangan. Biasanya terjadi akibat perubahan hormon, faktor makanan, lingkungan, dan stres. Untuk mengatasinya Anda harus dapat mengidentifikasi pemicu sakit kepala ini. Misalkan jika pemicunya adalah makanan, maka Anda harus membatasi makanan yang bisa menyebabkan sakit kepala ini.

3. Migrain
Tak ada yang benar-benar mengetahui penyebab migrain, atau sakit kepala sebelah. Anggapan umum yang ada bahwa migrain disebabkan oleh aktivitas otak yang tidak normal dan menyebabkan perubahan pada pembuluh darah otak. Selain itu, faktor genetik juga disebut sebagai penyebab migrain. 


Sakit kepala akibat migrain biasanya terjadi hanya pada satu bagian otak dan seringkali sangat parah hingga berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Ketika mengalami migrain, seseorang lebih baik mengonsumsi obat migrain atau beristirahat. Jika migrain dipicu oleh cahaya, maka sebaiknya penderita juga menjauhi cahaya sementara waktu.

4. Cluster
Pernah merasa sakit kepala hebat yang disertai rasa terbakar atau menusuk-nusuk? Itu disebut cluster. Sakit kepala ini bisa terjadi sebanyak dua atau tiga kali sehari. Sakit kepala ini pun bisa terjadi dan bertahan hingga dua minggu. Hingga saat ini sakit kepala cluster tidak bisa diobati. Perubahan gaya hidup, pola makan, dan penggunaan obat bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang diderita pasien.

5. Sinus
Sakit kepala sinus berhubungan dengan rasa sakit pada tulang pipi, dahi, atau hidung. Biasanya sinus disertai dengan gerakan kepala yang tiba-tiba. Kemunculan sinus biasanya dibarengi dengan sakit di bagian hidung, rasa penuh di telinga, demam, dan pembengkakan wajah. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik, semprotan hidung kortikosteroid, obat OTC, atau lainnya. Jika sakit kepala sinus disebabkan oleh kelainan struktur, jalan terakhir adalah melalui operasi.

Nah, sekarang Anda sudah mengetahui perbedaan sakit kepala dan bagaimana cara mengatasinya. Jangan lagi mengobati sakit kepala yang berbeda dengan cara yang sama.


Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia adalah kondisi terdapatnya rasa sakit di kepala, kadang di leher bagian belakang leher atau punggung bagian atas. Gangguan sakit kepala sekilas memang terlihat sebagai suatu masalah yang sepele, namun kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas.
 

Ada banyak cara untuk mengatasi serangan sakit kepala, salah satunya dengan minum obat pereda nyeri. Namun ada pula beberapa cara alternatif yang bisa Anda gunakan untuk mengusir penderitaan akibat sakit kepala:

1. Biofeedback
Ini adalah suatu metode menggunakan sensor elektronik untuk memonitor fungsi tubuh seperti masalah ketegangan otot, suhu kulit, detak jantung, dan tekanan darah. Keterangan kondisi pasien biasanya akan terlihat melalui suara atau gambar di komputer. Studi menunjukkan, biofeedback sangat efektif untuk mengatasi migrain dan ketegangan di kepala. Sebuah analisis terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Headache menunjukkan terapi perilaku, seperti biofeedback, lebih hemat biaya dibandingkan pemberian resep obat.

2. Akupunktur
Dalam metode akupunktur, jarum tipis dimasukkan ke bawah lapisan kulit untuk menyetel kembali aliran energi, atau qi, di dalam tubuh. Sebuah analisis oleh para ahli yang dikenal sebagai Cochrane review menemukan,  akupunktur dapat membantu mencegah migrain akut dengan lebih sedikit efek samping. Bukti juga menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu orang dengan sakit kepala kronis

3. Pijat
Untuk pertolongan sementara sakit kepala, Anda bisa mencoba untuk menggosok pelipis atau leher, punggung, kepala, atau bahu. "Anda akan merasa lebih baik sementara waktu, tapi kemudian Anda harus melakukannya lagi," kata Salwa H. Hanna, MD,  pemilik dan direktur medis dari Headache Clinic of Denver. Dalam sebuah penelitian kecil, penderita migrain yang mendapatkan sesi pijat selama enam minggu, frekuensi migrainnya cenderung berkurang dan mendapatkan kualitas tidur lebih baik.

4. Peregangan
Lakukan peregangan untuk mengurangi otot tegang yang memberi kontribusi terhadap nyeri. Cobalah tiga gerakan ini :  gerakkan leher (dagu ke depan, ke atas, dan ke samping kiri dan kanan); gerakan bahu (gerakan bahu ke atas, putar bahu ke depan dan belakang); dan leher isometrik (tangan menekan pada setiap sisi kepala). Lakukan peregangan dua kali sehari selama 20 menit per sesi. Tahan peregangan selama lima detik, relaks selama lima detik, dan ulangi setiap peregangan tiga sampai lima kali.

5. Aerobik
Latihan aerobik yang teratur, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, dapat mengurangi intensitas dan frekuensi migrain, menurut National Pain Foundation. Sebuah penelitian kecil yang dipublikasikan dalam jurnal Headache terhadap pasien migrain yang melakukan senam teratur selama 12-minggu dengan bersepeda di dalam ruangan menunjukkan, ada peningkatan kualitas hidup dan berkurangnya angka kejadian migrain, serta intensitas nyeri.

6. Meditasi
Berbagai teknik meditasi dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian dan menenangkan pikiran dari gangguan seperti nyeri kronis. Pada titik ini, ada sedikit data tentang efek dari meditasi pada migrain.


Para peneliti di Johns Hopkins School of Medicine, di Baltimore, yang terlibat dalam percobaan klinis mencoba menentukan apakah Vipassana - teknik meditasi kuno India yang berfokus pada pikiran - dapat mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan migrain dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sebuah riset kecil pada penderita migrain menemukan bahwa meditasi spiritual mengurangi frekuensi sakit kepala dan toleransi nyeri yang lebih baik ketimbang meditasi sekuler dan relaksasi otot.

7.  Yoga
Sebuah penelitian kecil mengenai sakit kepala melibatkan dua kelompok pasien migrain secara acak yang ditugaskan melakukan terapi yoga selama tiga bulan. Hasilnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol, peserta yoga lebih sedikit mengalami serangan sakit kepala.

8. Latihan relaksasi
Menarik napas panjang, santai mendengarkan musik atau menggunakan pencitraan mental, dapat membantu orang rileks dan mungkin terhindar dari sakit kepala. Temuan ini perlu penelitian lebih lanjut. Namun, sebuah penelitian terhadap 90 penderita sakit kepala menemukan bahwa pelatihan relaksasi dapat meningkatkan kualitas tidur lebih baik ketimbang akupunktur.

9. Terapi panas dan dingin
Siapapun dapat menggunakan terapi ini. Bahkan, tidak ada risiko bagi wanita hamil dengan sakit kepala. Untuk mengurangi rasa tegang di leher, Anda bisa memberikan sensasi panas ke bagian belakang leher. Untuk sakit kepala, Anda juga dapat menempelkan es ke daerah pelipis.
 

Menurut penjelasan Edmund Messina, MD, dokter yang berpraktik di Michigan Headache Clinic, pembuluh arteri yang menyuplai darah ke dura (lapisan otak) letaknya di belakang lapisan tulang tipis di daerah pelipis. "Dura akan meradang pada saat Anda mengalami  migraine. Menurunkan suhu pada pembuluh darah yang melewati  area tersebut diyakini dapat meredakan rasa sakit yang timbul," ujarnya.

10. Batasi nitrat dan nitrit
Para ahli menganjurkan untuk menghindari zat-zat yang dapat merangsang sakit kepala, termasuk nitrit dan nitrat dalam daging olahan dan monosodium glutamat (MSG) yang digunakan dalam makanan sebagai penambah rasa. Beberapa obat jantung juga mengandung nitrat.
 

Sementara itu, kafein, alkohol, phenylethylamine (yang ditemukan dalam coklat dan keju), tiramin (ditemukan dalam kacang-kacangan dan daging fermentasi, keju, dan kedelai), dan aspartam (pemanis buatan dalam makanan banyak) adalah sebagian pemicu dari sakit kepala.

11. Stimulasi transkranial magnetik
Sebuah penelitian baru menemukan, ketika pasien diberi stimulasi magnetik transkranial pada otaknya, mereka mendapat pertolongan lebih baik dalam mengatasi masalah sakit kepala ketimbang mereka yang diobati dengan plasebo. Terapi yang bersifat noninvasif ini berlangsung selama satu atau dua jam dan dilakukan di suatu klinik khusus.
 

Terapi dilakukan dengan cara menempatkan koil elektromagnetik ke dekat kepala untuk mengirimkan sinyal atau gelombang. Namun demikian, stimulasi magnetik transkranial masih dianggap sebagai terapi eksperimental untuk mengobati migrain.

12. Elektroda implan
Problem sakit kepala kambuhan di masa depan mungkin akan terselesaikan dengan penggunaan elektroda yang ditanam di leher atau otak untuk meredakan nyeri. Salah satu jenis terapi yang disebut stimulasi saraf oksipital, muncul sebagai pengobatan menjanjikan dalam pengobatan sakit kepala kluster dan migrain, meski terapi ini masih perlu dikaji melalui studi berskala besar. Dalam perawatan ini, elektroda ditanamkan di dasar tengkorak, dekat saraf oksipital.

13. Refleksi tangan
Metode ini digunakan untuk mereka yang menderita gangguan sakit kepala seperti migrain. Caranya, mulai dari satu sisi tangan, dengan menggunakan tangan lain, lakukan tekanan lembut pada ujung-ujung jari. Lakukan pemijatan mulai dari ujung ibu jari lalu ke jari lainnya.

14. Padamkan lampu
Saat sakit kepala, kadang cahaya lampu justu membuat Anda tak nyaman. Cobalah untuk memadamkan lampu, kemudian baringkan badan di tempat tidur sambil pejamkan mata.

15. Minum kopi
Diam-diam kafein yang terdapat dalam kopi memiliki manfaat positif. Yaitu, dapat membantu mengatasi rasa sakit kepala dan membuat tubuh merasa lebih baik.

16. Minum teh jahe
Jahe bekerja melawan migrain dengan menghambat sintesis prostaglandin. Jahe juga membantu mengatasi rasa mual yang sering menyertai migrain. Cara membuat: rebus teh hingga mendidih dan masukan irisan jahe ke dalam 2 cangkir air. Tutup selama 30 menit. Kemudian minumlah.

17. Gosokkan Minyak Thyme/Minyak Rosemary di Kepala
Oleskan satu atau dua tetes minyak thyme atau rosemary di dahi Anda. Gosok dengan lembut di permukaan kulit, kemudian diamkan selama beberapa menit. Minyak thyme dan rosemary mengandung carvacrol yaitu suatu zat yang bertindak sebagai inhibitor COX-II, sejenis obat anti-peradangan seperti ibuprofen.

18. Teh Chamomile
Berikan diri Anda waktu untuk beristirahat sejenak di sela-sela kesibukan untuk meringankan ketegangan yang menyebabkan sakit kepala. Teh chamomile memiliki senyawa yang membantu Anda rileks untuk meringankan rasa sakit. Seduh satu kantong teh chamomile dengan secangkir air matang. Tutup selama 10 menit, tambahkan madu sebagai pemanis dan minum secara perlahan di tempat yang tenang.

Makanan Penyulut Sakit Kepala
 

Ternyata sejumlah makanan bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala. Makanya, jika sedang terserang sakit kepala, jangan buru-buru menyalahkan keadaan, tetapi salahkan apa yang kita makan. Jeruk mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

Para ahli mengatakan, jeruk dan beberapa makanan lain dapat memicu sakit kepala apabila orang yang mengonsumsi makanan tersebut mengalami pengurangan enzim. Sedangkan enzim tersebut sangat penting untuk menetralkan amina atau kumpulan senyawa organik yang mengandung nitrogen dalam makanan. Beberapa makanan memiliki amina dalam jumlah yang besar, dan tanpa adanya enzim maka tidak ayal sakit kepala (bahkan migrain) dapat terstimulasi.
 

Menyantap 1-3 buah jeruk mungkin tidak berbahaya. Namun, apabila kita termasuk orang yang sering mengalami migrain, lebih bijak jika kita bisa mewaspadai dampak yang diberikan makanan yang kita konsumsi tersebut untuk mencegah migrain. Jadi kita mendapatkan sebuah teori baru, di mana mengemil makanan tertentu dapat menjadi sinyal terjadinya migrain. Namun, tidak hanya makanan yang setiap saat bisa menjadi pemicu terjadinya migrain, tapi juga pemicu-pemicu lain, seperti sinar yang terang atau stres juga menjadi faktor pendorong sakit kepala lebih cepat terjadi.

Selain jeruk, makanan dan minuman lain yang mampu memicu sakit kepala adalah:
1. Keju yang mengandung tyramine, yaitu zat alami yang dibentuk akibat penuaan makanan. Kadar tyramine yang tinggi terbukti dapat menyebabkan hipertensi. Ini tidak baik, khususnya untuk orang yang sedang menjalankan pengobatan dengan MAO inhibitor (sejenis anti-depresan) untuk mengatasi masalah migrain mereka. Keju yang mengandung kadar tyramine tinggi antara lain blue cheese, brie, cheddar, Stilton, feta, gorgonzola, mozzarella, muenster, Parmesan, dan Swiss.

2. Makanan yang diasinkan, diproses, dan dikalengkan juga memiliki kandungan tyramine yang tinggi. Perhatikan selalu bagaimana tubuh kita bereaksi ketika mengonsumsi acar, minyak zaitun, dan sup kaleng.

3. Setelah termetabolisme oleh tubuh, alkohol juga bisa menjadi pencetus terjadinya sakit kepala. Waspadalah ketika mengonsumsi anggur merah, bir, whiskey, dan champagne yang sudah diidentifikasi sebagai pemicu sakit kepala.

4. Dari para penderita migrain dan sakit kepala, kita juga menemukan beberapa makanan populer yang juga bisa menjadi penyebab rasa sakit mereka, seperti kacang atau selai kacang, keripik kentang, pizza, buah kiwi, plum, raspberries, roti tawar, dan biskuit.
(sumber: Kompas.com, merdeka.com,detik.com, republika.co.id)


Semoga bermanfaat,
Banjarmasin, 4 Februari 2013

4 komentar:

  1. wah ternyata sangat bervariasi yah penyakit kepala, sangat membantu juga karena ada kumpulan tips solusinya.
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mas semoga bermanfaat, makasih kunjungannya

      Hapus
  2. artikel yang sangat bagus, perhatikan juga makanan yang harus di hindari agar sakit kepala tidak kambuh lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mas atas kunjungannya, semoga bermanfaat

      Hapus