Sabtu, 25 Mei 2013

minimal harus naik 30 persen per tahun. (bocoran kebun emas. 2)


Setelah mengetahui sistem kerja kebun emas, mari kita mencoba hitung-hitungannya, apakah sistem ini cukup menguntungkan atau tidak. Sebelumnya, mari kita kupas faktanya dulu. Inti dari berkebun emas adalah membeli emas menggunakan dana dari bank, lalu kita menahan emas itu, dan kita jual kembali saat harga emas naik.

Artinya, kebun emas bisa dipanen jika harga emas naik. Berdasarkan hitung-hitungan kebun emas, kenaikannya tidak tanggung-tanggung, harus lebih dari 30 persen per tahun. Lalu bagaimana cara menggunakan uang bank untuk membeli emas kita. Caranya dengan sistem gadai.


Berdasarkan data rujukan pada pertengahan tahun 2011, bahwa biaya gadai di bank syariah ditentukan sebesar Rp 3.000-6.000/gram. Biaya gadai ini menyesuaikan harga emas. Jika harga emas naik, biaya penitipan ikut naik.

Contohnya: jika harga emas Antam/LM sebesar Rp 374.000 per gram, artinya kita harus mengeluarkan biaya titip sebesar Rp 3.000/374.000 = 0.8 % per bulan = 9.62% per tahun.
Jadi kalo kenaikan harga emas lebih dari 9.62% (contoh pada Juni 2011), maka investasi Anda berhasil.

Tapi ingat, perhitungan itu belum termasuk selisih harga jual dan harga beli emas yang berlaku atau yang ditetapkan bank (pegadaian). Berdasarkan pengalaman, selisih antara harga jual dan harga beli emas Antam lumayan tinggi. Berikut perhitungannya, jika harga (jual) emas Antam ditetapkan Rp 374.000, harga beli (buy back) hanya ditetapkan sebesar Rp 360.000
per gram. Artinya terjadi selisih sebesar Rp 14 ribu/ gram. Jadi, jika Anda menggeluti kebun emas ini, silakan menghitung kembali selisih harga jual dan harga beli yang cukup mencolok ini.

Selain perhitungan selisih harga jual dan beli itu, kita juga harus memperhitungkan hal lain. Bahwa kenaikan harga emas yang 30 persen itu harus terjadi selama masa gadai. Berdasarkan pengalaman saya, bahwa jangka waktu gadai emas di bank syariah (saya pernah konsultasi di BNI Syariah), bahwa jangka waktu gadai emas itu hanya empat bulan, dan bisa diperpanjang sebanyak tiga kali, alias satu tahun.

Artinya,  Jika selama masa gadai tidak terjadi kenaikan harga emas (lebh dari 30 persen), jelas kita tidak akan bisa memanen emas. Celakanya lagi, kita tetap terkena beban penitipan emas di bank. Padahal biaya penitipan emas ini lumayan besar.



Tabloid Kotan juga pernah mengupas sistem kebun emas Rulli Kusnandar ini. Meskipun tampak menggiurkan, metode Rulli ini bukan tanpa risiko. Investor hanya bisa mengantongi untung kalau harga emas naik selama anda menggadaikan emas. Kalau terpaksa menjual koleksi emas di lemari gadai bank atau pegadaian ketika harganya turun, Anda akan kehilangan potensi keuntungan, padahal telah mengeluarkan biaya gadai. Karena itu, Rulli mengingatkan anda harus tahan menggadaikan emas ini dalam jangka panjang. "Ini memang bukan untuk spekulasi, " tegas dia.

Perencana keuangan Ligwina Poerwo Hananto mengatakan, investor yang tertarik mengikuti metode Berkebun emas ini harus benar-benar menimbang pengahasilan dan rasio likuiditas keuangan rumah tangga terlebih dahulu. Sebab, investor tak bisa asal main tebus emas di bank ketika sedang butuh dana tunai.

Agar bisa menambah bibit-bibit emas selanjutnya Ligwina menyarankan, investor harus memiliki penghasilan yang sehat. "Pengembalian pinjaman dan biaya menambah emas tidak boleh lebih dari 30% penghasilan," imbuhnya.

Begitu pula dengan rasio likuiditas. Menurut dia, sebelum menjadi petani emas, investor harus mengamankan rasio likuiditas terlebih dahulu. "Keluarga dengan dua orang anak minimal harus punya dana cadangan 12 kali penghasilan," kata CEO QM Financial ini.

Namun, Ligwina mengakui, investasi emas memang lebih likuid ketimbang properti atau tanah. Selain itu, dia bilang investor tak perlu menyediakan biaya tambahan seperti biaya perawatan rumah bagi yang berinvestasi di properti.

Nah, itulah kurang lebih kupasan tentang investasi berkebun emas yang saya ketahui. Jika Anda ingin menggelutinya, silakan memperhitungkannya secara cermat. Jangan langsung memutuskan berkebun emas usai membaca news letter kebun emas yang memang dibuat penuh propaganda.


good luck,

Kompleks Kenaungan
Banjarmasin, 25 Mei 2013

2 komentar: