Jumat, 07 Januari 2011

tiket ke thailand

INI adalah satu dari sekian banyak miracle yang saya terima beberapa tahun terakhir. Menyetel perasaan menjadi positif memang terbukti bisa menarik keberuntungan agar datang. Dengan kata lain, sesunggunya cita-cita, apapun itu, bisa dicapai dengan cara-cara yang menyenangkan dan membahagiakan.

Betapa tidak, sekian banyak cita-cita atau keinginan yang saya rencanakan ternyata kerap dikabulkan oleh Allah. Subhanallah, terima kasih ya Allah. Kini, saya makin yakin dengan jalanMU, jalan untuk menggapai cita-cita dengan cara yang menyenangkan. "Bahagia dulu, lalu miracle akan menghampiri"


Ini adalah miracle terbaru yang saya terima. Iya, kini saya sedang diberi rezeki oleh Allah, berupa tiket wisata ke Thailand. Menurut rencana, jika Allah berkehendak, saya akan berangkat ke Thailand pada Februari mendatang. Ini adalah sebuah miracle yang cukup menyenangkan. Sebab, jika berangkat sendiri di Thailand untuk berwisata, kemungkinan hanya akan terjadi di angan-angan.

Sungguh, untuk mendapat tiket ke Thailand (baca: keinginan) ini, saya peroleh dengan cara yang serbamenyenangkan. Tak perlu ngotot. Tak perlu pusing. Tak perlu mengeluarkan banyak uang. Saya juga tak perlu banyak menabung untuk bisa pergi ke luar negeri. Yang saya lakukan hanyalah meminta (berdoa), beryukur, bersedekah, dan menyetel perasaan menjadi positif (selalu riang, bahagia).

Kembali ke tiket wisata ke Thailand ini. Saya masih sangat ingat. Pertengahan Desember 2010, seorang sahabat mengabarkan kepada saya, bahwa ia sedang mengurus paspor untuk pergi umroh pada Maret mendatang. Subhanallah, alhamdulillah, semoga Allah mengijabahi dan memudahkan rencana mulianya. Untuk diketahui, sahabat saya ini juga kerap berdiskusi seputar miracle, dan ia juga kerap dihampiri miracle setelah banyak bersedekah. Tentu saja harus dibarengi dengan ikhlas dan banyak-banyak bersyukur. Sebab dengan bersyukur, rezeki akan selalu ditambah dan miracle akan kerap menghampiri.

Usai mengurus paspor, ia memberi saya selembar brosur tentang cara mengurus paspor. Kepadanya saya bilang: "Dalam waktu dekat saya juga akan mengurus paspor. Tujuannya agar saya bisa ke luar negeri," kata saya kepada sahabat saya itu. Hehehe, sahabat saya itu hanya ketawa nyengir. Sambil bilang begitu, saya pegang brosur itu dan membayangkan saya sedang berfoto di kantor imigrasi untuk membuat paspor. Kata The Law of Atraction (LOA), jika ingin sesuatu, segala sesuatu yang berhubungan dengan keinginan itu harus ditarik. Caranya, bayangkan sesuatu yang berhubungan dengan keinginan itu.

Ada satu contoh lain soal praktik LOA, saat awal bekerja, sekitar akhir 1999, saya belum punya handphone. Karena gaji sangat minim, saya tak berani membayangkan punya handphone. Lalu saya teringat dengan prinsip LOA, bahwa cita-cita atau keinginan itu bisa ditarik hanya dengan membayangkan, melihat dan memikir sesuatu yang ada hubungannya dengan keinginan. Lalu iseng-iseng saya coba. Toh membayangkan sesuatu atau keinginan tidak bayar. halah. Saya tak hanya membayangkan, yang saya lakukan selanjutnya adalah membeli handphone mainan yang bisa bunyi nada dering. (ya, saya beli mainan anak-anak. hehe....

Selama beberapa hari saya mainkan handphone mainan itu, baik pagi, sore, maupun menjelang tidur. Tak lupa saya bayangkan punya handphone betulan. Hingga pada suatu hari (kalau tidak salah sekitar tiga minggu setelah saya beli mainan handphone itu), saya diberi handphone beneran oleh seseorang. Orang yang memberi handphone itu bilang agar komunikasi saya dengan orang itu mudah. Kagetnya, handphone itu diberikan kepada saya itu persis seperti handphone mainan yang saya beli. Bentuknya kecil dan cukup keren saat itu. halah.

Kembali ke tulisan awal. Sejak saat itu, saya mulai mengumpulkan fakta dan data tentang mengurus paspor. Pendek kata, saya sedang mengubah diri saya menjadi magnet yang bisa menarik segala sesuatu yang berhubungan dengan pergi ke luar negeri. Setelah cukup, saya pun membayangkan sudah punya paspor dan sedang menggunakannya untuk berwisata ke luar negeri.

Pada Kamis malam, 23 Desember 2010, saya bicara kepada sahabat saya yang lain di kantor. Kepadanya saya berikan brosur pengurusan paspor itu, sambil bilang bahwa saya akan mengurus paspor supaya bisa pergi ke luar negeri. Beberapa teman lain yang mendengar rencana saya itu tertawa. Beberapa teman yang lain menganggap saya rada gila. Tapi, karena sudah kerap berdiskusi tentang The Law of Atraction, sahabat saya itu langsung paham bahwa saat itu saya sedang berupaya menarik hal-hal yang terkait dengan "pergi ke luar negeri." Ia paham saya sedang menjadi magnet.

Kebetulan hari itu saya sudah gajian. Kepada sahabat saya itu, saya bilang, untuk mempermudah penggapaian cita-cita (keinginan), selain mengubah diri menjadi magnet, jalannya juga harus diperlancar. Caranya dengan bersedekah. Nah, jika ingin jalannya berubah menjadi jalan tol, maka sedekahnya harus diperbanyak.

(Sampai di sini, sebelumnya, saya minta maaf. Tulisan berikutnya bukan untuk riya', tapi sekali lagi untuk menginspirasi pembaca dan teman-teman agar mau bersedekah, bahkan menjadikan sedekah sebagai pelancar segala urusan dan rezeki. Karena dengan bersedekah, rezeki jadi lancar, urusan jadi mudah, dan bisa menolak bala lagi, enak kan?).

Kepada sahabat saya itu, saya bilang akan menyedekahkan 10 persen dari gaji yang saya terima bulan itu. Sepulang dari kantor malam itu, saya pun mulai menyebar sedekah. Beberapa hari kemudian, sedekah 10 persen pun telah lunas. Dan benar saja, Allah tak pernah ingkar janji. Ia selalu menepati janjinya. Dalam ayatnya, Allah berjanji akan melipatgandakan rezeki umatnya yang mau bersedekah. Jumlahnya bisa 10, 70, 100, 700 kali lipat, atau bahkan tak terhingga. Jika Allah telah berjanji, Ia pasti akan memenuhinya. Jadi, bila sedekahnya lebih banyak, berarti kelipatan yang dikembalikan kepada kita akan jauh lebih besar. Selain itu, dengan menjalankan ajaran Allah, kita termasuk umat yang beriman. Betul... Berarti, jika kita mau bersedekah, kita banyak dapat keuntungan: dapat rezeki berlipat seperti janji Allah, dan dimasukkan sebagai orang yang beriman.

Dan pada tanggal 4 Januari 2011, datanglah sebuah kabar gembira. Tulisan yang saya kirim pada lomba sebuah perusahaan seluler beberapa bulan sebelumnya dinyatakan sebagai juara harapan 1. Dalam lomba tingkat regional itu, dipilih enam juara, masing-masing juara 1-3 dan juara harapan 1-3. Dari enam juara itu, semuanya mendapat tiket wisata ke Thailand. Hanya saja, uang sakunya berbeda-beda. Yang lebih menyenangkan lagi, sebetulnya tulisan yang saya ikutkan dalam lomba itu hanyalah sebuah berita biasa. Tapi dengan sedikit penambahan di beberapa bagian, ternyata berhasil menjadi pemenang. Tulisan yang sama, sebelumnya juga dinyatakan sebagai tulisan favorit pada lomba yang sama di tingkat nasional. Lumayan, hadiahnya Rp 1 juta. hehehe...

Alhamdulillah, setelah 12 hari menjadi magnet, akhirnya keinginan saya benar-benar terkabul. Subhanallah, betapa sedekah itu benar- benar melancarkan rezeki dan mempermudah tercapainya cita-cita. Sebelumnya, sedekah ini juga membantu saya dalam menggapai cita- cita untuk punya mobil dan rumah. Alhamdulillah, semua itu sudah dikabulkan oleh Allah. Nah, jika ingin keinginan dan cita-cita terkabul, ayo bersedekah, mareeee....

Banjarmasin, Jumat, 7 Januari 2011

2 komentar:

  1. Lengkapnya qm di Banjarmasin?? Saya juga di banjarmasin,Alhamdulillah saya juga mulai menerapkan hukum LOA ( Low of Allah, versi saya..he) dgn sedekah. Senang bila bisa bersahabat dengan orang2 yang berpikir positif seperti anda. Email : rasherforever@gmail.com atau tlpon/sms 085349532744. ditunggu ya

    BalasHapus
  2. Lengkapnya qm di Banjarmasin?? Saya juga di banjarmasin,Alhamdulillah saya juga mulai menerapkan hukum LOA ( Low of Allah, versi saya..he) dgn sedekah. Senang bila bisa bersahabat dengan orang2 yang berpikir positif seperti anda. Email : rasherforever@gmail.com atau tlpon/sms 085349532744. ditunggu ya

    BalasHapus