Kamis, 27 Januari 2011

bahagia tanpa modal


Judul itu memang terkesan utopis. Betapa tidak, hari gini gitu loh..., masak bahagia kok gratisan. Ya. Saya dulu juga berpendapat demikian. Bahwa kebahagiaan pastilah memerlukan uang atau modal. Makin besar harta, makin bisa membuat bahagia.


Tapi tunggu dulu. Si Gayus uangnya ratusan miliar, tapi kok tidak bisa bahagia ya. Bahkan, hari-harinya diisi dengan keresahan dan kesengsaraan. Hidupnya dibatasi hanya di balik jeruji besi. Memang ia pernah plesiran, tapi akhirnya ketahuan, dan akhirnya memunculkan konsekuensi hukum yang baru. Nah, berarti punya uang banyak, tidak serta merta mendatangkan kebahagiaan dong.

Begitu juga dengan pemilik facebook, Mark Zuckerberg. Uangnya triliunan, tapi ia mengaku stres setiap hari. Atau Leonardo Dicaprio. Ia pernah sukses luar biasa dan uangnya banyak, tapi ia mengaku, gara-gara kesuksesannya, ia pernah depresi hingga masuk panti rehabiliasi. Penyebabnya, ia dikejar- kejar fansnya. Nah lho, lantas gimana dong?


Nah, jika hingga hari ini kita masih merasa tidak bisa bahagia, atau malah sering merasa stres, inilah saatnya mengubah pola pikir. Jika kita masih menganggap bahwa bahagia hanya bisa diraih dengan uang, mungkin ada baiknya kita mengubah pandangan.

Bagaikan minum air laut. Makin banyak minum, makin merasa haus. Itulah yang terjadi. Jika mencari kebahagiaan keluar diri kita, maka tidak akan pernah ada puasnya. Itu sudah merupakan sifat manusia, alias manusiawi. Apalagi yang mengemuka adalah sifat rakus, pasti tidak akan pernah terpuaskan.

Kini ada baiknya kembali ke fitrah sebagai manusia. Oleh Tuhan, manusia diciptakan sempurna. Tuhan adalah maha segala- galanya. Ia sangat bertanggung jawab. Jika Ia menciptakan makhluk, pasti sudah menyediakan segala kebutuhannya, termasuk rezeki dan kebahagiaan. Tak mungkin Tuhan menciptakan makhluk lalu meninggalkannya begitu saja. Hanya saja karena nafsunya, manusia sering lupa diri. Akibatnya, ia selalu merasa kurang. Yang muncul lebih banyak keluhan daripada ungkapan rasa syukur. Padahal kalau mau jujur, apa yang diberikan kepada kita, semuanya adalah kebaikan. Kuncinya adalah syukur. Bukankah Tuhan telah berjanji akan melipatgandakan rezeki yang diberikan jika manusia mau bersyukur? Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Pasti.

Sebetulnya ada banyak hal yang bisa membuat kita bahagia. Karena sesungguhnya kita sendiri yang memegang kunci kebahagiaan itu. Bahkan, Tuhan telah memberikan kunci masa depan kepada kita. Artinya, masa depan manusia ada di tangan manusia itu sendiri.

Tuhan bilang tak akan mengubah nasib sebuah kaum jika ia tidak mengubah nasibnya sendiri. Itu artinya, Tuhan telah menyerahkan masa depan suatu kaum kepada yang bersangkutan. Jadi, cita-cita, harapan, dan masa depan ada di tangan manusia itu sendiri. Tuhan hanya memberikan jalan. Artinya, jika Anda ingin kaya, sukses dan bahagia, Andalah yang menentukan. Andalah yang memegang kunci pintu masa depan Anda sendiri. Dan salah satu kunci kebahagiaan itu adalah syukur.

Kalau kita mau jujur dan bersyukur, sesungguhnya banyak hal yang bisa membuat kita bahagia. Tak usah jauh-jauh, di dalam rumah kita, banyak sekali hal yang bisa membuat kita bahagia. Televisi, kulkas, listrik atau bahkan barang-barang bekas di lingkungan kita. Coba kita bayangkan jika listrik di rumah kita mati dua hari dua malam. Tentu kita akan susah. Jadi tak ada alasan untuk tidak bersyukur karena rumah kita ada listriknya.

Pernah saya mengeluh karena rumah saya belum dipasang listrik padahal sudah akan saya tempati. Pada akhirnya, pengembang memasang listrik tanpa meter alias nyantol listrik perumahan. Ujung-ujungnya saya malah beruntung karena tidak perlu bayar rekening listrik karena ditanggung perusahaan. Keuntungan lain, karena jalur listrik itu berbeda dengan jalur perumahan, maka saat listrik kompleks padam, listrik di rumah saya tidak mati. hehehe, enak ya...

Pernah juga saya mengeluh karena pengembang perumahan tidak menyelesaikan tugasnya menimbun halaman depan rumah saya. Pada akhirnya, saya malah merasa beryukur karena justru itu memberi saya kebahagiaan yang baru. Ya, hanya dengan memasang papan keliling, jadilah kolam ikan yang cukup unik di depan rumah saya.

Dulu saya sering merasa jijik karena di bawah rumah berupa rawa berair. Tapi kini, justru itu bisa memberikan kebahagiaan tiap hari. Ya tentu saja, kini tiap bagun pagi saya dan anak saya langsung ambil pancing. Dalam waktu 30 menit mancing di belakang rumah, saya bisa dapat lima ikan sepat siam. Terlebih lagi, sensasi strike saat mendapat ikan sepat seukuran telapak tangan, Wow, itu tak ternilai harganya. Untuk bisa mendapat ikan seukuran itu, kru Mancingmania di Trans7 bisa menghabiskan uang jutaan rupiah. Tul nggak gan? Kalau saya mah gratis, hehehe...

Nah, masih ada banyak tips untuk memperoleh kebahagiaan gratisan. Kuncinya adalah menghilangkan prasangka buruk, dan selalu bersyukur. Apapun yang terjadi, pasti ada hal yang patut disyukuri. Cari hal itu, dan nikmati hidup Anda. Selanjutnya, batasi diri untuk tidak selalu melihat keatas, karena dengan demikian kita akan selalu merasa kekurangan. Sering-seringlah melihat ke bawah, karena dengan demikian kita akan selalu merasa bersyukur dan betapa beruntungnya diri kita. Misalnya, jika saat ini kita sedang tidak punya uang, kita masih punya alasan untuk tetap bersyukur. Karena setidaknya, kita tidak punya utang. Banyak lho, orang yang mengaku kaya dengan kehidupan mewah, tapi tiap hari selalu dikejar-kejar debt collector.

Tugas kita adalah mencari hal-hal yang patut disyukuri. Kabar baiknya, semakin banyak kita menemukan catatan hal-hal yang patut disyukuri, semakin dilipatgandakan kebahagiaan itu. The Secret dan Law of Atraction mengatakan, jika kita fokus pada keberlimpahan, maka keberlimpahan itulah yang akan mendatangi kita. Di sinilah janji Tuhan terungkap: Makin banyak bersyukur, makin dilipatgandakan rezeki. Makin fokus pada keberlimpahan, maka keberlimpahan itulah yang akan kerap mendatangi kita. Pas...

Banjarmasin, 27 Januari 2011

2 komentar:

  1. huwaaa... makin kewren aj tulisannya, more2

    BalasHapus
  2. Halow pak GeBE Indonesia, selamat datang kembali. Matur nuwun sampung berkunjung...

    BalasHapus