Rabu, 19 September 2012

selamat ya kai (akhirnya bisa kredit rumah)


Ini kisah seorang teman. Tak ada salahnya direnungi, sekadar mengingatkan bahwa logika Allah tanpa batas. Sedangkan manusia hanya bisa berharap dan berusaha. Untuk itu, jika punya keinginan, niatkan secara tulus, kerjakan sebisa mungkin keinginan itu, lalu serahkan sepenuhnya kepada Sang Maha Kuasa.

Temenku yang baru kukenal dua bulan lalu itu sudah tidak muda lagi. Tak tanggung-tanggung, usianya sudah 70 tahun lebih. Maklum, beliau pensiun dari tugasnya sebagai TNI sudah sejak tahun 1988 yang lalu. Sekarang menjadi penjaga sekolah di SD anakku. Beliau sering disapa Kai (kakek) Selamet.



Meski sudah berusia lanjut, didikan di kesatuannya masih sangat membekas hingga kini. Disiplinnya luar biasa. Meski digaji ala kadarnya, pengabdian terhadap tugasnya tak diragukan lagi. Selain itu, kejujurannya patut diacungi jempol. Temanku yang lain bilang, itu adalah hasil didikan tentara jaman dulu. Mengabdikan diri untuk negara, untuk pekerjaannya, dan untuk kehidupan.

Kami sering ngobrol di tepi jalan, di depan sekolah, terutama saat anak sekolah masuk kelas. Kai cerita, meski sudah pensiun lama, tapi belum punya rumah. Ia masih mengontrak di barak milik tentara. Pada suatu Senin, saya ngobrol dengan beliau. Kai bilang, semenjak belum pensiun, sudah sering mengajukan kredit pemilikan rumah (kpr), tapi selalu ditolak bank dengan berbagai alasan.

Sekadar memberi semangat, saya pun cerita tentang banyak keajaiban. Cerita tentang kekuatan bawah sadar manusia yang dahsyat. Cerita tentang kekuasaan Allah yang tiada batas. Jika Allah telah berkehendak, tak ada satu pun yang mampu menghalanginya. Saya juga cerita tentang miracle yang sering menghampiri hidup saya setelah belajar ikhlas. Juga tentang the law of atraction dan psikosibernetik.

Kepada Kai, saya menyarankan. Jika ada waktu agar sering jalan-jalan ke kompleks perumahan dan membayangkan punya salah satu tumah di kompleks itu. Hilangkan perasaan yang menyatakan bahwa usia senja tidak mungkin lagi punya rumah. Meski usia sudah lanjut, tapi kalau Allah berkehendak, pasti ada jalan. Tak ada yang tak mungkin terjadi di dunia ini.

Pendek kata, pada Senin sore, sepulang bekerja, Kai menyempatkan diri berjalan-jalan ke sebuah kompleks perumahan di dekat sekolahan menggunakan sepeda onthelnya. Di kompleks itu, Kai mulai membayangkan mempunyai salah satu rumah. Beliau juga membayangkan duduk di dalam rumah itu sedang bercanda bersama anak dan cucunya. Tak lupa, ia juga memanjatkan doa agar Allah mengabulkan niatnya mempunyai rumah sendiri, biar tidak ngontrak terus.

Apa yang Kai lakukan ini adalah metode meraih keinginan atau mimpi ala psikosibernetik. Ilmu tua yang juga diamini kebenarannya oleh the law of atraction. Proses kerjanya sangat mudah dan murah. Kita cuma diminta membayangkan keinginan kita, dan membuang bayangan di bawah sadar yang berisi rintangan atau ketidakmungkinan dalam mencapai keinginan itu.

Jika ingin cepat terkabul, kita bisa menggunakan bantuan visualisasi gambar dan suara. Sesering mungkin kita bayangkan bahwa kita telah berhasil meraih keinginan kita itu. Jika muncul bayangan yang menyabotase perwujudan keinginan atau cita-cita itu, harus segera dihilangkan dan secepatnya diganti dengan bayangan yang menyatakan bahwa kita bisa dengan mudah meraih keinginan itu. Kita juga harus membayangkan telah berhasil mewujudkan mimpi itu.

Jika alam bawah sadar sudah mendukung, (sudah klik) tercapainya keinginan itu tinggal menunggu waktu. Tugas fisik manusia hanyalah membantu atau ikhtiar, sedangkan kekuatan alam bawah sadar yang akan mewujudkan mimpi itu. Karena bahasa Tuhan dan alam semesta hanya mampu ditangkap oleh alam bawah sadar. The law of atraction mengajarkan, bahwa keinginan yang kita ucapkan, langsung direspons oleh alam semesta saat itu juga. Soal kapan tercapainya keinginan itu, tinggal usaha kita, dan negosiasi alam bawah sadar kita dengan alam semesta.

Lanjut. Pada hari Selasa, atau sehari setelah mengobrol, Kai mengulangi hal yang sama, menjalankan the law of atraction. Beliau melakukannya pada pagi saat berangkat kerja, dan malam harinya. Kai melakukannya dengan sepenuh hati, tapi dengan perasaan yang enteng. Toh membayangkan mempunyai rumah sendiri tidak dipungut biaya.

The Law of atraction mengajarkan, apa yang kita minta secara tulus dan mengikhlaskannya kepada Allah, maka alam semesta langsung merespons doa itu. Jika kita terus menerus membayangkan keinginan itu tiap waktu, kemungkinan besar keinginan itu bisa mewujud. Sementara psikosibernetik menambahkan, jika kita memunculkan gambar-gambar atas keinginan kita setiap waktu, baik di dalam benak kita, maupun di lingkungan sekitar kita, kemungkinan besar keinginan itu bisa mewujud.

Rupanya keinginan Kai untuk punya rumah sendiri begitu besar. Hari Rabu pagi, atau dua hari setelah kami ngobrol soal kepemilikan rumah itu, miracle itu benar-benar menghampirinya. Saat itu kebetulan saya sedang ada acara, jadi tidak bisa nunggu anakku di sekolah. Pada Rabu pagi itu, tiba-tiba saja ketua pensiunan tentara (pepabri) mampir ke depan sekolah untuk membeli jajanan.

Mereka pun mengobrol santai sesaat. Tanpa disangka-sangka, ketua pensiunan itu tiba-tiba menawarkan rumah kpr yang memang ditujukan bagi para tentara. Kata ketua itu, kebetulan masih ada sisa satu rumah yang belum diambil. Seketika itu juga, dengan suara gemetar, Kai langsung mengajukan diri.

Lucunya, beberapa hari kemudian, beliau langsung akad kredit tanpa persyaratan macam-macam. Padahal biasanya untuk mengajukan kpr wajib menyerahkan segepok persyaratan dan wawancara. Kata ketua itu, semua persyaratan sudah ada di data base di kantornya, jadi semua sudah siap. Dan yang lebih membahagiakan lagi, pepabri yang menanggung uang muka pembelian rumah itu. Jadi, Kai tinggal membayar angsuran saja Rp 650 ribu tiap bulan.

Subhanallah, alhamdulillah. Ternyata keinginan itu begitu cepat terkabul. Hanya dalam waktu dua hari, Allah mengabulkan keiginan kuat temanku ini, dan memudahkan semua prosesnya. Alhamdulillah. Padahal secara hukum dan logika, usia 70 tahun sudah tidak memungkinkan lagi mengajukan kredit ke bank. Tapi sekali lagi, jika Tuhan telah berkehendak, tak ada satupun yang bisa menghalanginya.

Beberapa hari setelah akad kredit, beliau mengajak anak dan cucunya melihat rumah barunya. Begitu masuk rumah, beliau langsung sujud syukur. Tentu saja membuat anak cucunya terharu. Di usianya yang telah senja, ternyata kai diberi rezeki yang selama hidupnya beliau impikan, yaitu punya rumah sendiri. Dan yang lebih membuatnya bahagia, ternyata ia mampu menyiapkan warisan rumah kepada anaknya. Selamat ya Kai...

Banjarmasin, 19 September 2012

2 komentar:

  1. Terima kasih tensile strength atas kunjungan dan komennya, semoga bermanfaat...

    BalasHapus