Minggu, 21 Oktober 2012

sopir taksi

Lebaran kemarin, aku bertemu teman lama. Saat itu aku sedang antre di kasir Supermarket Giant. Dari arah belakang, seorang teman yang sudah beberapa bulan tak ketemu, menyapaku. Temanku ini adalah mantan office boy di kantorku.
 

Pertemuan itu cukup menyenangkan sekaligus mengharukan. Betapa tidak, saat masih bekerja di kantor, kami sering mengobrol bareng di pojok kantor. Pojokan itu adalah tempat khusus bagi para pegawai kantor untuk merokok. Biasanya kalau sore, kami sering mengobrol. Tentu saja sambil ngopi dan merokok di ruang sempit itu.

Beberapa bulan lalu, tiba-tiba ia menghilang dari kantor dan tidak ada kabarnya hingga beberapa bulan. Seorang teman mengatakan bahwa temenku ini resign, tapi tidak jelas ia pindah kemana. Seorang pegawai lain mengatakan, temenku itu resign karena aku, nah lho.
 

Saat bertemu di Giant, temenku ini membawa tas belanjaan besar-besar bersama anak dan istrinya. Itu pertanda bahwa ia sedang memborong banyak barang di supermarket itu. Ia menyalamiku dengan penuh haru. Aku agak kaget juga ketemu di tempat itu. Karena sebelumnya, tiba-tiba ia menghilang dari kantor.
 

Kami pun ngobrol, tapi hanya sebentar karena ada hal lain yang harus segera aku selesaikan. Dari pembicaraan sekilas dengan temenku ini, tergambar jelas kehidupannya telah berubah. Ia jadi lebih bersemangat, dan banyak senyum.Wajahnya tampak lebih bersih, begitu juga baju dan sepatunya. Anak istrinya juga terlihat ramah dan menyenangkan.
 

Saat ngobrol itu, ia mengatakan sekarang telah menjadi sopir taksi. Ia bersyukur karena akhirnya nekat resign dari kantor. Dengan keputusan nekat itu, kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Sebelumnya, kami sering ngobrol di kantor. Ia sering mengeluh gajinya tak cukup dipakai untuk menghidupi anak-istrinya. Jika dulu ia sangat jarang belanja, bahkan di pasar tradisional sekalipun, kini belanjanya sudah di supermarket, alhamdulillah.
 

Saat masih di kantor, ia mengaku sering kekurangan uang. Tapi ia tak tahu harus berbuat apa untuk mengatasinya. Untuk membuka usaha, ia tak punya modal. Untuk bekerja sampingan, waktunya habis untuk bekerja di kantor.
 

Waktu itu, kami sering berandai-andai. Sambil ngopi dan merokok di lantai empat kantor kami, kami melihat lalu lalang mobil mewah yang melintas di depan kantor kami. Kami membayangkan mempunyai salah satu dari mobil-mobil mewah yang melintas itu. Kepada temenku, aku bilang, kalau sering membayangkan mempunyai mobil, suatu saat nanti keinginan itu bisa mewujud. "Coba bayangkan kalau sampean nyetir salah satu dari mobil-mobil yang lewat di bawah itu, pasti menyenangkan," kataku pada temenku.
 

Awalnya temanku tidak percaya, tapi setelah ngobrol panjang lebar soal LoA, ia akhirnya sedikit percaya. Ia pun memberanikan diri membayangkan sedang menyetir sebuah mobil. Hal itu dilakukan berulang-ulang. Beberapa bulan kemudian, ternyata ia benar-benar bisa menyetir mobil sedan tiap hari. Hehehe. Aku tidak tahu apakah mobil (taksi) yang disopiri itu miliknya sendiri, atau milik orang lain. Tapi yang jelas, ia benar-benar bisa merasakan menyetir mobil beneran. hahaha. Semoga saja, taksi itu adalah miliknya sendiri, aamiin.
 

Yang lebih penting dari itu, sekarang kehidupannya telah berubah. Jika sebelumnya gajinya sebagai office boy selalu kurang, sekarang ia bisa menyisihkan uang untuk tabungan.Ia juga bisa memborong barang-barang di supermarket.
 

Selain ngobrol soal 'nyetir mobil' kami juga sering ngobrol soal kehidupan. Ia ingin mengubah nasibnya, tidak menjadi office boy terus. Ia kepengin menjadi pegawai, bahkan menjadi pengusaha. Tapi, ia tak tahu cara mengubah nasibnya. Kami pun mendiskusikan soal LoA. Dalam LoA, sebuah kata adalah doa. Jika kata atau doa (baca: keinginan) itu diulang terus menerus, suatu saat bisa mewujud juga.
 

Sebetulnya, antara manusia dan alam semesta saling terkait satu sama lain. Manusia dan alam semesta adalah bagian yang tak terpisahkan, seperti udara di ruang tamu, di kamar dan luar rumah adalah satu. Tak terpisahkan. Artinya, jika kita menginginkan sesuatu, berarti juga diinginkan oleh alam semesta yang merupakan bagian tak terpisahkan dari diri kita.
 

Jika kita mengucapkan doa, berarti secara otomatis langsung ditangkap oleh alam semesta. Dan kabar baiknya, doa itu langsung direspons untuk dikabulkan. Soal kapan alam semesta mewujudkan keinginan kita, itu tergantung sejauh mana kita mengucapkan doa itu secara jelas di hadapan alam semesta. Semakin jelas kita mengucapkan doa, semakin cepat pula doa itu mewujud.
 

Prinsip hukum LoA adalah, sesuatu yang serupa akan saling tarik menarik. Artinya, jika kita menginginkan sesuatu, alam semesta langsung mengirimkan sesuatu itu kepada kita. Lalu kenapa doa kita tidak langsung terkabul? Inilah problemnya. Problem sesungguhnya dari perwujudan doa adalah, kita tidak benar-benar mengucapkan doa kita secara jelas.
 

Terkait ketidakjelasan doa ini ada sebuah joke. Konon ada seorang pengangguran mengucapkan doa "Ya Tuhan, aku ingin kerja ongkang-ongkang tapi dapat duit" Lalu oleh Tuhan, doa itu dikabulkan. Pengangguran itu akhirnya menjadi tukang jahit. Tinggal ongkang- ongkang kaki dapat duit, huahaha.
 

Mungkin juga, yang dibayangkan teman saya ini juga kurang jelas. Mungkin saat itu, ia  pengin bisa menyetir mobil dan punya duit. Akhirnya jadilah ia sopir taksi, hahaha. Maaf ya teman. Tapi tak apalah, yang jelas sekarang ia bisa menyetir mobil sendiri, dan kehidupan perekonomiannya telah berubah ke arah yang lebih baik.
 

Dari kisah temenku ini, yang perlu digarisbawahi  adalah, "keberanian untuk mengubah nasib". Jika tidak mempunyai keberanian untuk melangkahkan kaki demi mengubah nasib, maka nasib tidak akan berubah. Berarti betul kata Tuhan: yang bisa mengubah nasib seseorang (kaum) adalah seseorang itu sendiri. Karena temanku punya keinginan kuat untuk berubah, alam semesta mengirimkan sesuatu yang diinginkan temanku ini, yaitu perubahan nasib menjadi lebih baik.
 

Jika ia tidak nekat resign, maka nasibnya mungkin masih sama sampai saat ini.Tuhan memang Maha Adil. Jika ia menciptakan makhluk, pastilah sudah lengkap dengan rezekinya. Tidak mungkin Tuhan menciptakan makhluk, lalu meninggalkannya begitu saja tanpa memenuhi kebutuhan dan rezekinya. Contohnya cacing, meski hidup di dalam tanah, tetep saja ia bisa makan. Seekor burung bisa terbang (untuk mencari makan) beberapa saat setelah dilahirkan, meski ia tidak pernah kursus terbang. Seekor ikan tidak pernah masuk angin meski tiap hari bermain air. Halah, contohnya malah ngelantur.
 

Oke teman-teman, itulah sepenggal kisah kawan saya yang kini tengah menikmati hari- hari bahagianya menyetir mobil. Semoga kisah ini menginspirasi teman-teman untuk berbuat kebaikan. aamiin...

Semoga bermanfaat,
Banjarmasin, 21 Oktober 2012

2 komentar:

  1. wah selalu inspiratif ya postingannya...jujur aku nemu blog ini udah lama-beberapa bulan lalu..bahkan udah beberapa nge-print postingan terutama tema psycho cybernetic...dan akhirnya aku beli buku itu..dahsyat meskipun lum sepenuhnya menerapkannya...terima kaish untuk semua postingannya yg dahsyat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas. Alhamdulillah kalau blog ini bermanfaat. Silakan diprint, dicopy, atau disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua, aamiin...

      Hapus