Rabu, 20 Oktober 2010

cerita bpkb

Alhamdulillah, satu lagi miracle menghampiri keluarga kami. Pada detik saya memulai tulisan ini, saya baru saja memegang BPKB sepeda motor saya. Sepeda motor ini saya beli secara kredit melalui kantor tahun 2006 lalu. Menurut perhitungan, angsuran saya lunas bulan Februari 2011. Tapi, lagi-lagi Tuhan memang sangat sayang kepada umatnya, termasuk tentu saja kepada keluarga kami.

Ini saya bilang miracle karena pada Selasa, 19 Oktober 2010 malam (tadi malam), saya ngobrol santai dengan istri saya. Saat ini kami sedang membutuhkan uang untuk menambah bangunan rumah baru kami. Karena sedang membutuhkan uang, istri menyarankan saya menjual sepeda motor saya. Alasan lain, jika tidak segera dijual, maka harganya akan semakin turun.



Sebetulnya saya setuju dengan saran itu. Tapi bagaimana mungkin? Sebab, selama angsuran belum lunas, BPKB itu masih disimpan di kantor. BPKB itu baru bisa diambil Februari tahun depan (empat bulan lagi). Lalu, saya pun teringat dengan The Secret, Quantum Ikhlas, dan Law of Atraction. Dalam hati, tak ada salahnya mencoba ajaran luar biasa itu.

Usai berbincang dengan istri, saya mencoba membayangkan sedang menjual sepeda motor saya. Awalnya agak sulit saya memunculkan bayangan itu, karena aturan kantor sangat ketat. BPKB tak b isa diambil jika angsuran belum lunas. Ya sudah, akhirnya saya mencoba mengiklhaskan keinginan saya kepada Allah SWT. Setelah itu saya pun tidur dengan tenang sambil tersenyum. (tapi masih mencoba membayangkan menjual sepeda motor. Hehehe, ngeyel banget ya...).

Bangun pagi, badan terasa ringan. Udara pun cerah. Tak ada alasan bagi saya untuk tidak mensyukuri pagi yang indah itu. Saya pun mengucap Alhamdulillah sambil menarik napas panjang di udara yang segar. Setelah ngantar istri kerja dan anak ke sekolah, saya pun ngantor. Tak lupa secangkir kopi Nescafe original saya siapkan di meja.

Baru saja saya membuka komputer, pegawai kantor menghubungi saya. Katanya, BPKB saya sudah bisa diambil. (Nah Lho... ). Saat itu, ada beberapa perasaan menghampiri saya, kaget, tak percaya, senang, dan gemetar. Saya gemetar karena langsung teringat dengan apa yang saya lakukan malam sebelumnya.

Sambil menghirup napas panjang, saya pun mengucap Alhamdulillah. Subhanallah, begitu cepatkah engkau mengabulkan permintaan saya ya Allah. Masih dengan rasa tidak percaya, saya pun mengambil BPKB sepeda motor saya di bagian umum. Yang terjadi dalam beberapa menit berikutnya adalah, saya benar-benar memegang BPKB sepeda motor saya.

Memang ini hanya BPKB sepeda motor, bukan BPKB mobil mewah (hehehe), tapi ndak apa- apa. Sekecil apapun rezeki dari Allah kan tetap harus disyukuri, (ya ndak gan? halah...) Insya Allah, jika mensyukuri BPKB sepeda motor ini dengan sepenuh hati dan segenap jiwa, bukan tidak mungkin beberapa bulan ke depan saya bisa memegang BPKB Honda Jazz (amien, ehemmm).

Satu hal yang bisa saya tarik dari miracle kali ini adalah: jika kita yakin seyakin yakinnya, dan pasrah sepenuh hati kepada Tuhan, ternyata memang Tuhan itu betul-betul memenuhi janjinya. Saya sangat yakin bahwa Tuhan memang telah menyiapkan segala rezeki dan kenikmatan bagi umatnya dengan jumlah yang teramat cukup, bahkan bisa dibilang lebih. Dalam Alquran, Tuhan berjanji, jika manusia mau bersyukur, DIA akan melipatgandakan rezeki umatnya. Betul... betul...betul...

Jadi, tak ada alasan bagi manusia untuk tidak bersyukur dan selalu bersyukur dalam tiap tarikan napas. Betapa nikmat, rahmat dan karunia dari Allah itu memang tak terbatas, dan semuanya itu diberikan sepenuhnya kepada seluruh umatnya. Dalam hidup, kita memang terlalu banyak protes. Kita sering menganggap Tuhan tidak adil jika kita merasa kekurangan terhadap sesuatu hal. Padahal, kalau kita mau jujur, apapun yang kita perlukan sudah disediakan secara melimpah oleh Tuhan. Hanya kita saja yang tak tahu cara menggapai keinginan kita.

Kita memang terlalu sibuk mencari keluar, terlalu banyak meminta, bahkan sering protes terhadap Tuhan. Ustadz Erbe Sentanu mengatakan, semua hal yang diperlukan oleh manusia sudah disediakan Tuhan. Cara menggapai keinginan atau cita-cita itu adalah mencari kedalam, bukan keluar. Sebab, Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan fitrah dan bahagia. Jika kehidupan manusia tidak sesuai dengan keinginan manusia yang bersangkutan, berarti ada yang salah dengan jalannya.

Kini, ada baiknya mencoba mengubah visi misi hidup kita. Selalu melibatkan jiwa dan hati dalam mengejar sesuatu. Sebab, tenaga yang dihasilkan oleh hati jauh lebih powerfull dibanding dengan tenaga yang dihasilkan oleh otak. Ingat kekuatan otak hanyalah 12 persen, sedangkan 88 persen sisanya adalah kekuatan hati. Jadi, silakan memilih, masih ngotot menyombongkan kekuatan otak atau kekuatan hati.

Kabar baiknya, jika kita mengejar cita-cita melalui kekuatan otak, memang bisa tercapai, tapi hasilnya tidak "ngeh" tidak bisa membahagiakan kita 100 persen. Sebab, kebahagiaan tidak terletak di otak, tapi di hati. Bukan thingking, tapi feeling. Jika kita mengejar cita-cita dengan melibatkan hati, bukan hanya hasilnya yang 100 persen ngeh, tapi caranya juga sangat soft. Hasil yang didapat bukan berupa fisik, tapi berupa miracle. Bahkan, jika kita mau, kita bisa mendatangkan miracle dalam kehidupan kita setiap hari, bahkan setiap saat. Semoga menginspirasi


Banjarmasin, 20 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar