Senin, 16 Januari 2012

makin murah dengan emas

Ada fakta unik yang tak terbantahkan seputar emas, yaitu bahwa daya beli emas terbukti stabil lebih dari 1.400 tahun. Emas seberat 4.25 gram cukup untuk membeli seekor kambing di jaman Nabi SAW, dan sampai kini emas seberat itu masih cukup digunakan untuk membeli seekor kambing besar. Artinya bahwa nilai emas tak pernah merosot bahkan semakin kuat nilainya.


Jika kita lihat harga emas hari ini, Kamis, 12 Januari 2012, berdasarkan harga di PT Antam, (satu-satunya lembaga emas yang dipercaya di negeri ini) harga emas mencapai Rp 522.000 per gram. Artinya kalau emas seberat 4,25 gram diuangkan menjadi Rp 2.218.500. Tentu saja uang sebesar itu sangat cukup dipakai untuk membeli kambing berukuran besar hari ini. Sebab, pada Idul Adha 2011, harga kambing di Banjarmasin dipatok Rp 1,6 juta, sedangkan pada Idul Adha 2010 harga kambing dipatok Rp 1,2 juta.

Dengan demikian, investasi atau menabung dalam bentuk emas lebih menguntungkan daripada menabung dalam bentuk uang. Katakanlah, jika harga kambing saat ini Rp 1,6 juta, kemungkinan besar 10 tahun yang akan datang uang Rp 1,6 juta tidak bisa lagi digunakan untuk membeli kambing. Sementara 10 tahun yang akan datang, emas seberat 4,25 gram, kemungkinan besar malah bisa dibelikan sapi.

Perhitungan itu sangat masuk akal. Saat pertama kali datang ke Banjarmasin tahun 2003 lalu, harga emas di pasaran tercatat hanya Rp 75 ribuan per gram. Tapi tahun ini (2012) harga emas telah mencapai Rp 522.000 per gram. Sebuah lonjakan harga yang sangat fantastis. Jika pada 2003 lalu uang Rp 75 ribu bisa dibelikan satu gram emas, tentu saja tahun 2012 ini uang itu hanya cukup untuk makan dua kali saja. hehehe....

Emas adalah uang sepanjang zaman dengan daya beli yang sangat stabil dibandingkan mata uang negara manapun. Memang logam mulia bersifat defensif yaitu untuk melindungi diri dari perekonomian yang memburuk. Tapi logam mulia juga bisa ofensif untuk mencari keuntungan tinggi melalui spekulasi. Belakangan ini, popularitas logam mulia kembali menanjak ditandai dengan naiknya harga logam mulia yang tinggi, dimana mata uang dollar dalam keadaan turun. Sebagian dari mata uang tersebut bahkan mencapai titik terendah sepanjang sejarahnya.

Maka dari itu, dikala keadaan ekonomi memburuk, tidak menentu, alangkah baiknya Anda mendiversifikasi investasi Anda ke dalam logam mulia, terutama emas batangan.

Seorang praktisi emas Indonesia, Rully Kustandar bahkan menggunakan emas untuk berbagai kebutuhan, seperti biaya pendidikan, bisnis, plesiran ke luar negeri, sekaligus untuk tabungan. Menurut Rully, dengan Emas kita mudah mengukur biaya di masa yang akan datang. Untuk keperluan itu, ia menggunakan sistem beli-gadai-angsur.

Misalnya, untuk biaya pendidikan anak 10 tahun yang akan datang, dibutuhkan uang setara 250 gram emas saat ini. Ia menggunakan jurus beli-gadai-angsur, dimana tiap 4 bulan ia mengangsur (mengurangi pokok pinjamanya). Alasannya, ketika pokok pinjaman dicicil/kurangi setiap 4 bulan, maka biaya titip 4 bulan berikutanya akan berkurang.

Untuk melindungi gagal bayar, ia menyisihkan uang sebesar 2x dari biaya titip setiap bulan. Misalnya biaya titipnya Rp 1juta/bln, maka ia menyisihkan Rp 2juta/bln ke dalam tabungan, yang mana pada saat 4 bulan jatuh tempo saldo tabungan Rp 8juta yang kemudian dipakai untuk bayar biaya titipnya Rp 4 juta, dan mengurangi pokok pinjamannya Rp 4 juta. Karena dikurangi pokoknya, maka biaya titip 4 bulan berikutnya juga akan berkurang, artinya setiap 4 bulan komposisi pembayaran yang Rp 8 juta tersebut akan berubah, semakin lama semakin besar pokok pinjaman yang bisa dikurangi. Ia juga melakukan hal yang sama untuk tabungan hari tua.

Nah, jika saat ini kita merasa bahwa masa depan kita nanti biasa-biasa saja, bahkan bisa dikatakan kurang atau masa pensiun suram, ada baiknya kita mulai mendisiplinkan diri menabung dalam bentuk emas batangan. Memang agak berat, tapi hasilnya akan sangat menguntungkan di masa yang akan datang.

Jika kita tidak bisa membeli emas batangan secara cash, toh sekarang ada banyak bank yang menawarkan beli emas secara kredit. Dengan cara ini tentu saja membeli emas jadi lebih ringan. Coba kita hitung dan rencanakan biaya pendidikan anak kita nanti, tentu saja termasuk masa tua kita.

Jika gaji kita pas-pasan untuk hidup sebulan, atau kita lihat senior-senior kita yang telah pensiun dan ternyata hidupnya masih saja susah, tentu saja kita harus introspeksi diri sejak saat ini. Lebih baik kita mendisiplinkan diri untuk menyisihkan beberapa rupiah dengan cara mengetatkan pengeluaran kita untuk ditabung lalu dibelikan emas secara kreditan di bank.

Cara lain adalah utang uang di koperasi kantor. Kita utang sejumlah uang yang cukup dibelikan emas batangan. Cara ini lebih murah karena bunga koperasi lebih murah daripada bunga bank. Kabar baiknya, makin besar utang di koperasi, makin besar SHU-nya (tul gak?). Kabar baik lainnya, saat utang koperasi telah lunas satu atau dua tahun ke depan, tentu saja harga emas yang kita beli sudah melejit, enak kan?

Cara ini tentu saja lebih rasional kita lakukan. Artinya, saat ini kita sengsara dulu, tapi masa depan punya tabungan yang cukup untuk biaya pendidikan anak, dan masa pensiun kita. (Daripada kita hidup sengsara seumur hidup. hehe). Nah, selamat mencoba, semoga bermanfaat...


Banjarmasin, 16 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar