Selasa, 08 Januari 2008

ditemukan intan 200 karat

Dalam sepekan terakhir, Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan geger oleh berita penemuan intan seberat 200 karat. Intan ini ditemukan oleh sekelompok penambang intan asal Desa Antaraku Pengaron Banjar Kalsel. Konon, intan ini adalah intan terbesar di dunia yang pernah ditemukan. Intan superbesar ini ditemukan tanggal 1 Januari yang lalu di penambangan desa setempat.


Sebelumnya, di Kalsel pernah melegenda sebuah intan terbesar yang diberinama Trisakti. Tapi beratnya hanya sekitar 70 karat saja. Tanggal 20 Februari 2007 lalu juga pernah ditemukan intan 21 karat di Kecamatan Sungai Pinang Banjar oleh sekelompok penambang pimpinan Mahjul, Lurah setempat. Akhirnya, intan itu dihargai sebesar Rp 1,5 miliar.

Seperti yang terjadi pada penemuan intan besar sebelumnya, kali ini Desa Antaraku yang terletak di pedalaman dengan jarak satu jam dari pusat kecamatan, juga sudah ramai dikunjungi orang. Tidak hanya warga setempat yang penasaran ingin membuktikan kebenarannya, bahkan sejumlah pengusaha dari Kaltim juga sudah banyak yang berdatangan.

Pambakal (Lurah) Desa Antaraku, Israniansyah yang juga pemilik mesin penambang tersebut mengakui penemuan intan tersebut. Tapi sayangnya, dia belum bersedia intan temuan para penambangnya itu dipublikasikan ke media massa. Alasannya, dia merasa belum siap, terkait keamanan dan masalah-masalah lainnya.

"Iya. Kami memang menemukan intan itu. Itu bukan berita bohong. Barangnya benar-benar ada pada kami. Kami menemukannya hari Selasa tanggal 1 Januari lalu, saat tahun baru. Tapi maaf, jangan difoto dulu ya. Nanti kalau sudah tiba saatnya, anda akan saya kabari lebih lanjut," kata Israniansyah, Senin siang (7/1).

Menurutnya, dia sudah menghubungi beberapa ahli intan, dan kebanyakan menyatakan temuannya adalah benar-benar seonggok intan dengan kadar sekitar 200 karat kurang sedikit. Seorang tokoh masyarakat setempat, Habib Muhidin, menyarankan agar intan superbesar itu sebaiknya diolah dulu sebelum dijual agar harganya bisa lebih mahal.

Mengenai rencana lebih lanjut terhadap intan temuannya tersebut, Israniansyah belum bisa memastikannya. Dia sudah berdiskusi dengan 18 orang rekannya, termasuk penambang dan pemilik tanah yang dipakai sebagai lokasi penambangan. "Soal harga kami belum tahu. Tapi kata beberapa orang, intan ini adalah yang terbesar di Asia, bahkan terbesar di dunia yang pernah ditemukan," jelas Israniansyah.

Seorang anggota Dewan Banjar asal Pengaron, Syarkawi mengakui ada temuan intan di wilayahnya. Menurutnya, beberapa hari terakhir wilayahnya sudah ramai dikunjungi orang-orang yang penasaran ingin membuktikan temuan intan tersebut. "Ya, memang ada temuan itu. Katanya kadarnya 200 karat. Saya sendiri belum melihat langsung, tapi saya yakin temuan itu memang ada. Bahkan, sudah ada banyak pengusaha yang berusaha menawarnya. Kabar terakhir, intan itu sudah ditawar di atas Rp 1 miliar," kata Syarkawi.

Soal temuan intan berukuran besar ini, sebelumnya juga pernah terjadi di Kecamatan Sungai Pinang Banjar. Sekelompok pendulang intan pimpinan mantan Pembakal Sungai Pinang, Mahjul hari Selasa 20 Februari 2007 sekitar pukul 11.00 Wita, berhasil menemukan intan seberat 21 karat. Arsa, pemuda yang turut dalam kelompok pendulang, tanpa disangka-sangka menggegerkan rekan-rekannya yang lain karena menemukan intan sebesar kelingking orang dewasa. Dalam beberapa hari berikutnya, intan itu ditawar seorang pengusaha seharga Rp 1,5 miliar, beberapa pengusaha lain sempat menawar intan itu secara patungan seharga Rp 1,4 miliar.


Diberi Nama Putri Malu

TEMUAN intan superbesar berwarna abu-abu itu tidak muncul begitu saja. Sebelumnya, selama beberapa hari, seorang tokoh masyarakat setempat, Habib Muhidin sempat mimpi didatangi oleh seorang perempuan cantik. Tapi saat didekati, putri cantik itu tampak malu-malu dan selalu menghindar. Perihal mimpi itu kemudian disampaikan kepada pembakal Israniansyah. Dan benar saja, tiba-tiba saja, penambangnya menemukan intan itu.

"Sebelumnya, Habib Muhidin memang sempat bermimpi ketemu perempuan cantik. Perempuan itu tampak yang malu-malu. Maka, oleh beliau, intan itu diberinama Putri Malu sesuai dengan mimpinya itu," kata Israniansyah.

Mengenai ihwal penemuan intan itu, Israniansyah mengatakan, saat itu bahan bakar untuk mesin penambang sedang habis. Para penambangnyapun istirahat menunggu kiriman bahan bakar. Entah kenapa, tiba-tiba saja, seorang penambangnya, Misran ingin mengais-ngais tanah di pertambangan itu.

Mungkin karena sudah nasibnya, tangan Misran yang masih saudara Israniansyah ini menyentuh batu mulia tersebut. Karena penasaran, dia terus mengais batu itu dan akhirnya berhasil diambil. Orang yang pertama kali mengambil intan itu dari tempatnya adalah Mulyadi.

"Setelah diteliti, ternyata itu adalah intan. Warnanya abu-abu. Besarnya seukuran penthol bakso yang paling besar," kata Israniansyah.

Dimuat Banjarmasin Post, Selasa 8 Januari 2008

Banjarbaru
Selasa, 8 Januari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar