Rabu, 30 Januari 2008

wawancara dengan milyarder

Beberapa hari lalu, saya wawancara dengan seorang milyarder muda asal Martapura Kalsel, namanya Lihan. Tidak ada yang spesial dengan penampilannya. Hanya pake kaos oblong dan sandal jepit biasa. Rumahnya juga biasa saja, tidak menampakkan rumah seorang milyarder.

Rumahnya dijaga seorang satpam yang juga tetangganya sendiri karena tidak tega melihat tetangganya menganggur. Satpam itupun hanya bertugas mencatat tamu-tamu yang datang ke rumahnya. Dari penampilannya yang lugu, semua orang, termasuk saya, pasti tidak akan menyangka kalau dia seorang milyarder. Tapi begitu diberitahu hitung-hitungan bisnisnya, saya langsung terkaget-kaget.

Ya, pria kelahiran 1974 yang kini dikaruniai dua anak ini memang fenomenal. Di tahun 2007, namanya sempat meroket di Kalsel dan sempat disejajarkan dengan nama-nama pengusaha batu bara lainnya seperti Aman Jagau, (suami Cucu Cahyati) dan puluhan pengusaha tambang lainnya.

Kehidupannya yang sederhana memang cukup unik disimak. Dia mengaku banyak orang yang tidak percaya kalau duitnya miliaran. Dia mengaku pernah diusir seorang cleaning service di sebuah hotel mewah di Jakarta lantaran mau masuk kamar presiden suite. Dia juga pernah dicueki rekanan bisnisnya yang mau dikucuri uang miliaran.

Tahun 1996 merupakan awal mula dia menerima penghasilan. Saat itu, dia sebagai guru di sebuah pondok pesantren dengan gaji sebesar Rp 750 per jam mengajar. Tahun 1997, gajinya naik menjadi Rp 115 ribu perbulan. Gaji itu habis untuk membeli bensin dan oli sepeda motornya. Dia pun nyambi jadi tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena saat itu dia sudah menikah.

Saat jadi tukang ojek itulah, dia ketemu dengan pedagang intan. Setelah berkenalan cukup jauh, akhirnya dia dijadikan relasinya. Awalnya dia hanya menjadi makelar intan, tapi setelah bosnya itu melarikan diri, dia mencoba menjajaki sendiri bisnis intannya tersebut. Tentu saja menggunakan jalur-jalur yang selama ini ditekuninya.

JREEENG, waktupun berjalan. Sembilan tahun menggeluti bisnis intan, dia akhirnya mendirikan perusahaan sendiri, PT Tria Abadi Mandiri. Kini, puluhan usaha telah bernaung di bawah perusahaannya, mulai dari frenchise pisang goreng hingga rental helikopter. Dia juga punya perkebunan kelapa sawit hingga rumah makan dan kursus bahasa Inggris.

Namanya kian melejit setelah membeli intan fenomenal asal Desa Antaraku Pengaron Banjar seberat 200 karat. Dia dengan enteng merogoh kocek hingga Rp 3 miliar. Kini, intan ini sudah diincar pengusaha Jakarta seharga Rp 30 miliar. Bahkan, para pengusaha intan dari Jerman siap memasarkan intan terbesar di Indonesia itu dengan harga hingga ratusan miliar.

Lalu, bagaimana dia bisa sesukses itu?

Hampir dua jam saya mewawancarai Lihan. Selama itu pula saya tidak mendapat gambaran atau perbincangan mengenai hitung-hitungan bisnisnya secara rasional, atau serumit bisnis beromzet miliaran lainnya. Dengan enteng dia mengatakan, semua bisnisnya dilakukan dengan pertimbangan ringan hati.

Dia tidak pernah mau pusing-pusing memikirkan bisnisnya. Semua sudah dijalankan oleh anak buahnya. Dia tinggal memutuskan apa bisnis baru yang harus digarapnya. Uniknya, dia tidak pernah melakukan survey atau melakukan perhitungan yang rumit. Asal dia suka, dia langsung mengucurkan uangnya, bahkan hingga miliaran.

"Saya pernah mengucurkan uang Rp 2 miliar kepada seseorang, padahal saya tidak pernah mengenal orang itu sebelumnya. Bahkan sampai kini, saya tidak pernah tahu alamat dan KTP orang itu. Tapi anehnya, rekening bank saya selalu terisi uang dari orang itu," kata Lihan enteng.

Dia mengatakan tidak pernah takut bangkrut atau ditipu orang. Semua bisnisnya dipasrahkan secara ikhlas kepada Tuhan. Setelah memasrahkan semua rejekinya kepada yang di Atas, dia memperbanyak sedekah. Rupanya, sedekah inilah yang selalu membuka pintu rejekinya selama ini.

Banjarbaru
Rabu, 30 Januari 2008

4 komentar:

  1. Aku sebenarnya juga pengin kenal langsung dengan saudara Lihan itu setelah baca beritanya di BPost. Cuma, mungkin sekarang sidin lagi banyak tamu, apalagi yang berkaitan dengan ekspose soal intan. Lain waktu saja, setelah soal intan itu reda.

    Apa kabar, Mas?
    Sepi, ga kunjung-kunjung ke rumah aku.

    Salam buat Re dan ibunya.

    Tabik!

    BalasHapus
  2. Ustadz Lihan cukup terbuka kok pak, datang aja gak papa. Kabar terbaru, Lihan akan bikin televisi swasta berkelas nasional, kantornya di Martapura

    BalasHapus
  3. Benar-benar milyader yang sangat sederhana, patut dicontoh. Salam!

    http://infogue.com/bisnis_keuangan/wawancara_dengan_milyarder/

    BalasHapus
  4. saya punya intan mentah 10 carat kalau minat hubungi 085248219298

    BalasHapus