Senin, 14 Januari 2008

menunggu datangnya keajaiban

Ikhlas, bagi sebagian besar orang diartikan sebagai sebuah bentuk kekalahan. Ikhlas, terkadang juga diartikan sebagai sebuah kepasrahan tanpa usaha apapun. Untuk itu, sebagian orang menghindari kata ikhlas jika ingin menumbuhkan semangat. Bahkan, kata ikhlas juga sering dihindari jika seseorang ingin menunjukkan bahwa dirinya masih punya usaha yang cukup gigih.


Hal ini sering terjadi pada seseorang yang sedang mengalami musibah, kekalahan, atau kehilangan sesuatu. Mereka mengatakan ikhlas karena memang sudah tidak punya jalan lain selain merelakan apa yang terjadi. Mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, atau seluruh pintu usaha yang ada, seolah sudah tertutup.

Memang tidak salah orang beranggapan seperti itu. Karena ikhlas memang identik dengan pasrah. Tapi banyak orang lupa bahwa pasrah adalah menyerahkan sepenuhnya, semuanya, kepada Tuhan. Nah, jika sudah diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan, maka yang bekerja adalah Tangan Tuhan. Jika Tangan Tuhan yang bekerja, maka tidak ada satupun kekuatan yang bisa menghentikannya. Dengan kata lain, bahwa kepasrahan, keikhlasan yang benar-benar muncul dari lubuk hati yang paling dalam, justru menjadi sebuah kekuatan yang maha dahsyat.

Sering kali saya mengalami keajaiban-keajaiban berhubungan dengan kata ikhlas ini. Sering kali, ketika rasio sudah tidak mampu lagi bicara, dan menyerahkan sepenuhnya masalah secara ikhlas kepada sang pemilik hidup, yang terjadi justru sebaliknya. Kejadian di luar kerangka rasio bermunculan secara mengejutkan. Bahkan, hasilnya jauh lebih besar dari apa yang ada dalam bayangan rasio.

Pernah suatu kali saya berniat menjual sebidang tanah. Setelah sekian lama, tanah itu tidak laku juga meski sudah ditawarkan dengan harga murah. Bahkan iklan di media massa besar juga sudah gencar. Saat itu saya masih sering mengeluh, sering protes dan merasa tidak puas dengan keadaan yang terjadi. Yang terjadi, tas istri saya justru malah dijambret orang. Sekian juta plus surat penting dan kamera lenyap tanpa bekas.

Sejenak saya merenung, apa yang salah dalam hidup saya, apa yang sedang terjadi dalam hidup saya. Akhirnya saya merasa ada yang salah, saya merasa sering protes dan kurang bersyukur. Akhirnya, saya menemukan kata ikhlas itu. Malam itu juga, saya mengajak istri untuk mengikhlaskan semuanya, harta yang kejambretan, tanah yang tidak laku-laku, hidup yang sedang seret, dan sederet masalah-masalah lainnya.

Tidak berselang lama, keadaan kami berubah total, kehidupan kami berbalik 180 derajat. Keesokan harinya, tiba-tiba saja rumah kami kedatangan dua orang yang ingin mengembalikan dompet istri saya yang dijambret sebelumnya. Meski isinya tidak utuh, setidaknya surat-surat penting seperti KTP, SIM, STNK, kartu ATM, kartu debet dan sejumlah kartu penting lainnya tidak lenyap dibawa jambret. Dalam beberapa hari berikutnya, tanah yang saya tawarkan juga dibeli orang dengan harga yang cukup tinggi.

Merasakan kedahsyatan ikhlas itu, sempat membuat saya agak gemetar. Begitu cepatnyakah nasib ini berubah? sebegitu cepatnya Tangan Tuhan itu bekerja, sebegitu dahsyatnya pengaruh kata ikhlas itu.

Ikhlas, memang cukup unik. Mudah untuk diucapkan, tapi sangat sulit dilaksanakan. Terkadang, kita sudah mencoba untuk ikhlas, terutama saat bersedekah, tapi pada saat-saat tertentu, tiba-tiba saja meluncur kata-kata bahwa kita telah bersedekah. Bila sudah begitu, akibatnya kita sering menyesal. Yang terjadi, sering merasa tidak enak, sering merasa bersalah kenapa tiba-tiba saja muncul kata riak, pamer yang dengan arti kata lain bisa disebut tidak ikhlas.

Ikhlas, tempatnya ada di dalam hati. Nabi besar pernah mengajarkan, saat bersedekah dengan tangan kanan, tangan kiri tidak boleh tahu. Artinya, ikhlas ini memang sebuah usaha yang sebetulnya sangat berat dilakukan, sampai-sampai bagian lain dari tubuh ini tidak boleh ada yang tahu. Jika terlontar sedikit saja, maka kadar keikhlasan akan berkurang atau bahkan hilang.

Tapi, sebagai manusia biasa, tidak perlu khawatir. Asal tidak sengaja untuk pamer, asal niat ikhlas diucapkan secara sungguh-sungguh di dalam hati, maka kita sudah termasuk ikhlas. Jika anda sudah meniatkan diri untuk ikhlas hingga mampu menggetarkan hati, maka tunggu saja keajaiban yang akan menghampiri...

Banjarbaru,
Senin, 14 Januari 2008

2 komentar:

  1. kalo gitu ikhlas terus saja mas, rejeki lancar terus dan kita milir wae idup ini

    BalasHapus
  2. iya pak jack, doakan saya bisa ikhlas terus ya, begitu juga dengan anda, biar rejekinya lancar.... terima kasih udah mampir..

    BalasHapus