Senin, 31 Desember 2007

ketika paranormal jadi rujukan (1)

Tahun 2007 tinggal beberapa hari lagi. Terompet tahun baru 2008 pun sudah mulai banyak dijajakan di jalan-jalan dan sudut kota. Ritual menyambut tahun baru, memang selalu dinantikan banyak orang, mulai dari anak kecil hingga kakek nenek. Miliaran Rupiah harus dihambur-hamburkan demi merayakan pesta pergantian tahun ini di seluruh dunia.


Menyambut pergantian tahun itu, banyak yang membuang-buang uang, tapi ada pula yang memanfaatkannya untuk meneguk keuntungan. Sejumlah artis negeri ini, kini bahkan telah dibooking untuk mengisi berbagai acara, tentu saja dengan nilai kontrak yang melambung. Ratusan hotel di Bali, Bandung, Jakarta, Jogjakarta dan kota-kota besar lainnya, pada hari ini juga telah fullbooked, habis dipesan. Begitu pula dengan tiket angkutan, mulai dari kereta hingga pesawat telah ludes terjual.

Di Banjarmasin, selama beberapa tahun terakhir, pesta perayaan tahun baru tercatat selalu membawa korban. Korbannya, siapa lagi kalau bukan "orang-orang bodoh" yang tidak pernah bisa lepas dari jeratan narkoba. Mereka harus over dosis (OD) karena menenggak zat adiktif yang berlebihan. Nyawanya melayang seiring dengan dentuman housemusic di beberapa diskotik. Benar-benar tragis. Ironisnya, meski kejadian ini selalu berulang tiap tahun, banyak orang yang terus mengulangnya. Di sisi lain, para aparat seolah tutup mata, tak ada upaya keras untuk mengeliminir masalah ini.

Entah siapa awalnya yang memulai pesta perayaan pergantian tahun ini. Tidak ada informasi jelas yang menyebutkan hal ini. Padahal, bila seseorang tidak ikut merayakannya, toh tidak ada sanksi apapun, dari siapapun. Tanpa ada yang memerintah, seolah telah menjadi aturan baku, semua orang memilih terompet dan kembang api untuk merayakan pergantian tahun. Beberapa pemuda memilih narkoba atau musik sebagai teman untuk menghabiskan waktu di akhir tahun.

Dalam gegap gempita pesta pergantian tahun, memang ada beberapa orang memilih untuk bertekur diri, merenungi perjalanan hidupnya setahun terakhir. Adakah yang salah dalam hidupnya, adakah yang harus diubah dalam dirinya, atau adakah yang harus dicapai pada hari-hari kedepan. Namun, hanya sedikit sekali orang-orang dari kalangan ini. Hanya orang-orang yang "sadar" saja yang biasanya melakukan hal-hal seperti ini. Gede Prama menyebut orang-orang ini sebagai orang yang mencari kehidupan "kedalam." Menurut Gede, sesungguhnya kebahagiaan itu ada dalam diri setiap orang sehingga tak perlu dicari keluar. Kebahagiaan di luar hanya bersifat semu dan artifisial saja.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang pergantian tahun, stasiun televisi dipastikan akan berlomba-lomba menayangkan acara yang bisa menyedot banyak pemirsa. Live music, film hingga talkshow, biasanya banyak ditawarkan televisi menjelang detik-detik pergantian tahun. Televisi, memang sebuah lembaga bisnis yang terkenal cukup jeli memanfaatkan peluang. Kalangan televisi tahu persis banyak orang memerlukan hiburan segar untuk menemani seseorang dalam menghabiskan waktu di pergantian tahun. Apapun alasannya, tujuan utama dari itu semua adalah untuk mendulang rupiah sebanyak-banyaknya.

Tentang televisi ini, seorang peraih Award Winning Writer, Michael R LeGault berpendapat, sebagai sebuah hasil penemuan rasio manusia yang cukup hebat di abad ini, ternyata televisi disalahgunakan hanya untuk kepentingan bisnis belaka. Kalangan di balik televisi, yaitu para pemasang iklan, justru banyak meracuni pikiran dan mental orang hanya untuk kepentingan promosi bisnisnya saja. Akibatnya, banyak tayangan sinetron dan tayangan sampah lainnya yang semakin membuat orang menjadi malas dan manja.

Menjelang pergantian tahun, biasanya ada satu acara yang tidak pernah terlewatkan di televisi, yaitu munculnya para dukun-dukun atau yang biasa disebut paranormal. Menjelang pergantian tahun, biasanya mereka akan mendapat job tahunan. Mereka biasa menawarkan teropongannya seputar nasib setahun kedepan. Selain di layar kaca, di tempat-tempat prakteknya, para dukun modern ini juga kebanjiran job. Tarifnya pun tidak bisa dibilang murah. Pengunjungnya beragam, mulai dari orang biasa, artis, hingga pejabat. Mereka minta diramal nasibnya, bahkan meminta agar nasibnya "diubah" menjadi lebih baik. Untuk yang terakhir ini, ada sejumlah paranormal yang menawarkan ritual ruwatan mengubah nasib.

Menjelang pergantian tahun lalu, banyak paranormal meramalkan bahwa negeri ini masih akan diliputi bencana alam, para artis kawin cerai, atau kecelakaan transportasi massal. Memang, tahun ini masih penuh dengan masalah-masalah seperti itu, tapi kita tidak tahu apakah paranormal itu benar-benar tahu hal itu akan benar-benar terjadi (saat itu) atau hanya kebetulan saja.

Saat ini, hampir semua stasiun televisi swasta di Indonesia sudah mulai mengiklankan sejumlah layanan paranormal. Mereka menawarkan ramalan nasib, perjodohan, perceraian, rejeki atau peruntungan di tahun depan, hanya melalui SMS dari handphone. Dengan amat meyakinkan, layaknya Sang Penentu Hidup, para dukun modern ini menyatakan bisa "melihat" apa yang akan terjadi di tahun 2008 nanti. Seolah tahu persis apa yang akan terjadi dengan nasib di tahun mendatang, para dukun ini juga menawarkan sejumlah solusi yang tentu saja ada tarifnya tersendiri.

Kalau tidak percaya, tunggu saja aksinya dalam beberapa hari ke depan di layar kaca anda. Para dukun ini akan ikut meramaikan acara-acara selebriti di televisi anda, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Para selebriti ini akan dipakai sebagai pemanis acara show paranormal, tentu saja untuk menarik minat pemirsa. Biasanya, para selebriti ini juga akan ikut diramal seputar seputar nasib, kondisi rumah tangga, perkawinan, rejeki atau peruntugannya. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar