Selasa, 11 Desember 2007

rasio vs keyakinan


Perkembangan wacana budaya Barat dan Timur, sejak dulu selalu tidak pernah lepas dari terminologi rasional dan irasional. Orang-orang Barat selalu menuduh Orang Timur sebagai orang yang tidak rasional. Sementara itu sebagian orang bijak dari Timur mengatakan, Orang Barat baru sebatas rasional saja, sementara Orang Timur sudah lebih dari sekedar rasional. Orang bijak ini mengatakan, orang Barat baru sebatas fisika, sementara orang Timur sudah metafisika.

Perdebatan ini memang tidak pernah kunjung usai. Tapi lucunya, orang-orang Barat sering melakukan tindakan-tindakan yang terkadang lebih tidak rasional dari apa yang dituduhkan kepada Orang Timur. Banyak Orang Barat juga melakukan ritual-ritual persis seperti apa yang dilakukan orang Timur. Orang Barat juga mengenal dukun, paranormal, peramal, cenayang dan sejumlah profesi semacam itu.



Akhir-akhir ini, perdebatan macam ini muncul dengan jelas dalam pertarungan dua buku best seller dunia, blink dan think. Blink karya Malcolm Gladwell ini mengatakan, orang cuma perlu waktu dua detik pandangan pertama untuk bisa membuat kesimpulan besar terhadap sesuatu hal. Blink ini, disertai dengan serangkaian contoh dan penelitian yang tentu saja sangat rasional.

Sementara itu Think karya Michael R LeGault mengatakan, orang modern harus think, bukan blink. Blink, kata peraih Award Winning Writer ini, adalah pekerjaan orang-orang yang sangat tidak rasional. Apa yang terjadi pada blink hanyalah kebetulan saja. Tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Menarik memang membaca dua buku ini. Keduanya sama-sama beradu argumen dengan contoh dan sejumlah penelitian dan kejadian-kejadian yang telah terjadi. Tentu saja, penelitian yang mereka lakukan bukanlah omong kosong belaka, tapi benar-benar melalui serangkaian kaidah-kaidah penelitian yang ketat.

Lucunya lagi, keduanya adalah orang-orang yang sama-sama bergelut dalam dunia jurnalistik. Mereka sangat tahu persis perkembangan dunia terkini. LeGault, pria kelahiran Inggris ini adalah lulusan University of Michigan dan University of Miami Florida yang terkenal itu. Sementara Gladwell, meski tidak menyebut-nyebut latar belakang pendidikannya, sejumlah karyanya yang menjadi best seller dunia sudah menjadi jaminan sosok kecerdasannya.

Blink menegaskan, keputusan dan kejadian besar tidak harus diambil melalui serangkaian penelitian panjang dan melelahkan. Karena, manusia diberi kemampuan khusus yang cukup canggih untuk menilai segala sesuatu hanya dalam waktu dua detik pandangan pertama. Tapi sayangnya, tidak semua orang bisa mengambil keputusan sesuai pandangan blink ini karena orang jarang berada pada wilayah yang dimaksud blink ini, alam bawah sadar.

"Berbagai keputusan terbaik dilakukan berdasarkan dorongan sesaat, sekejap mata, tanpa adanya pengetahuan faktual dan analisis kritis. Dua detik pertama biasa muncul dari dalam komputer internal/ bawah sadar. Inilah kemampuan berpikir tanpa berpikir" demikian ungkapan Gladwell dalam blink.

Pengarang buku best seller dunia, The Tipping Point ini mengatakan, orang yang pandai mengambil keputusan yang tepat, bukan orang yang memroses paling banyak informasi atau yang sengaja menghabiskan waktu paling lama, tapi adalah orang yang melatih diri untuk menyempurnakan seni membuat cuplikan tipis -thin slicing- menjaring sesedikit mungkin faktor-faktor terpenting dari sejumlah kemungkinan yang menggunung.

Think dengan tegas menyangkal blink. Menurut pengarangnya yang juga Editor dan kolumnis di The Washington Times ini, dunia bisa berhasil berkembang seperti saat ini akibat dibangun melalui serangkaian penelitian panjang oleh rasio manusia. Menurutnya, bangsa Barat sejak dulu sangat percaya dengan kemampuan rasionya. Sehingga, keputusan yang diambil haruslah melalui serangkaian kerja rasio, bukan asal tebak selama dua detik saja.

Menurut Think, dengan kemunculan blink, telah terjadi degradasi intelektual dan budaya Amerika. Erosi sistematis ini, menurutnya, mempertaruhkan banyak waktu, uang, pekerjaan dan kehidupan di abad ke-21.

"Orang-orang bar bar tidak lagi menggempur gerbang kota kita, mereka sedang makan malam bersama kita. Nama mereka adalah J.Lo, Ja Rule dan Paris Hilton" LeGault.

Lepas dari itu, semua orang bebas berpendapat. Semua punya argumen masing-masing. Tapi yang jelas, dunia ini serba relatif. Tidak ada kebenaran mutlak di dunia ini. Sebab, kebenaran mutlak hanya milik sang pencipta. Tradisi think yang mengandalkan otak manusia ini mulai menggejala paska abad pertengahan, dimana kehidupan dunia saat itu didominasi kalangan gereja. Salah satu hal yang cukup menggemparkan saat itu adalah diubahnya keyakinan gereja yang mengatakan bumi sebagai pusat segala-galanya di alam semesta, menjadi matahari sebagai pusat edar planet, termasuk bumi ini.

Kini, perkembangan jaman mulai sesak oleh hasil-hasil kerja otak manusia yang sudah di luar kendali sang empunya. Sejak kehancuran komunis, dan dunia mulai beralih ke kehidupan materialistik ala kapitalis, orang mulai dihinggapi rasa jenuh. Banyak orang sukses secara materi, tapi miskin spiritual, kering. Telah terjadi disorientasi manusia modern. Orang kota mulai merindukan kehidupan kedamaian yang sesungguhnya, bukan kesuksesan materi belaka.

Akibatnya, banyak orang kembali ke budaya Timur. Mereka tidak peduli lagi dianggap irasional. Orang-orang modern mulai mencari-cari kehidupan kedalam, kedamaian yang hakiki. Banyak pelatihan, seminar dan perkumpulan semangat pencarian "kedalam" dibentuk dimana-mana.

Film-film hollywood yang dulu bertema rasional ala barat, dan sangat membanggakan hasil-hasil kerja otak, kini mulai beringsut ke budaya Timur. Film-film macam The Last Samurai, Epycallipto, The Secret atau film-film bertema budaya budhisme mulai banyak digemari. Mereka seolah menemukan kepuasan batin menonton film-film ini. Film, bagi orang Barat merupakan sebuah alat kebudayaan yang cukup ampuh untuk mempromosikan ideologi dan budaya tertentu.

Bila film-film di hollywood telah berubah tema dari keangkuhan rasio ke kebijakan Timur, maka telah terjadi indikasi adanya kesadaran orang-orang Barat bahwa mereka telah salah melangkah selama ini. Bahwa rasio yang dianggap segala-galanya selama ini, ternyata telah berkembang sesuai rasionya sendiri dan berhasil menguasai manusia sebagai sang empu rasio. Dan terakhir, hasil dari pekerjaan rasio, berupa mesin dan komputer, telah membuat manusia menjadi terasing, bahkan tersingkir dari dunia.

salam,

Banjarbaru, Kalsel
Selasa, 11 Desember 2007

9 komentar:

  1. baru2... hehe
    numpang baca ya pak

    BalasHapus
  2. Wah, seneng nih punya penggemar fanatik, dari kalangan bos lagi, hehehe...
    Piye, si jrot masih sering kontak-kontak to, lagi sibuk nggawe tanggalan rokok kraton yo...

    BalasHapus
  3. ora, rasido, ki mau bar chating karo aku, saiki mau bikin kalender pribadi, trus aku sing masarin... mau pesan??

    BalasHapus
  4. Wah, tulisan sampeyan bagus-bagus Pak Sigit. Bacaan sampeyan kuat. Aku udah ndak kuat baca buku sing abot-abot. Hehehe.

    Oh ya, gimana Pak Sigit, wis berhasil mengubah tampilan "Baca selengkapnya ...." Moga-moga berhasil. :)

    BalasHapus
  5. kalender pribadi opo pak gebe? yen apik aku gelem... wah wong sugih isih dodolan tanggalan barang to pak dab?

    BalasHapus
  6. pak medhy, aku sudah coba tips "baca selengkapnya..." tapi berkali-kali gagal...

    wah, emang susah ya jadi orang gaptek. Tapi tks bgt pak med atas tipsnya, saya pasti akan coba lagi dan lagi...

    BalasHapus
  7. aku durung sugih pak! kalender pribadi dikasi foto atau apapun, ditaruh meja kerja, asli bikinan seniman (....CzzzzzN!) he...he, jarene sih original

    BalasHapus
  8. wah asik juga tuh, regane piroan pak. Soal original, jaman sekolah ning akademi truff aku wis tau gawe pak dab,... tapi gak papa lah nanti liat-liat dulu yah...

    BalasHapus
  9. Anda akan percaya bersama dengan uang trilyun multi investasi yang wikipedia bisa memperoleh beberapa server banyak lagi.

    BalasHapus